Sabtu 04 Jun 2011 16:18 WIB

Penguatan Pendidikan Pancasila Dapat Alokasi Rp 1 Triliun

Rep: C13/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Semakin lunturnya nilai-nilai Pancasila di kalangan pelajar menjadi keprihatinan bagi DPR. Karena itu, Komisi X DPR bersama Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) menyusun kurikulum pendidikan Pancasila. Tujuannya untuk menguatkan nilai-nilai Pancasila di sekolah maupun kampus. Dengan begitu, siswa maupun mahasiswa semakin paham kandungan sebenarnya ajaran Pancasila.

Anggota Komisi X DPR, Reni Marlinawati, mengaku semakin prihatin dengan semakin lunturnya nilai-nilai Pancasila di kalangan pelajar dan mahasiswa. Untuk itu, kata dia, Komisi X DPR selama tiga tahun terakhir menggelontorkan dana Rp 1 triliun bagi dunia pendidikan. Yang dana khusus itu digunakan untuk mendanai kegiatan sebagai bentuk penguatan kurikulum pendidikan Pancasila.

Tak hanya siswa dan mahasiswa, melainkan juga guru dan dosen. “Kegiatannya bisa dalam bentuk training agar siswa semakin paham apa itu Pancasila,” ujar Reni dalam diskusi di Warung Daun Cikini, Sabtu (4/6).

Reni menyoroti, pelestarian ajaran Pancasila di kalangan pelajar semakin dilupakan. Antara lain, ditinggalkannya upacara bendera setiap Senin, tak diwajibkannya siswa menghafal lagu kebangsaan maupun nama tokoh nasional. Meski Reni mengakui hal itu sebagai bentuk seremonial normatif belaka.

Namun, kegiatan itu sangat efektif bagi penanaman nilai-nilai Pancasila di kalangan pelajar. “Pemerintah harus mengembalikan sistem pendidikan yang dulu berlaku di sekolah,” kata anggota Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DPR itu.

Budayawan Radhar Panca Dahana, menilai ajaran Pancasila semakin dilupakan masyarakat akibat kesalahan pemerintah. Menurut dia, pemerintah berperan besar menjerumuskan masyarakat hanya memaknai Pancasila sebagai slogan semata. Apalagi, pemerintah tak memiliki definisi komprehensif tentang arti lima sila yang terkandung di dalamnya.

Radhar menengarai, Pancasila ditinggalkan karena tak mampu menjawab persoalan di masyarakat. “Ini tugas pemerintah menjadikan Pancasila sebagai solusi bagi setiap permasalahan bangsa,” ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement