REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA - Sekretaris Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jatim, Priyono, mengatakan penghargaan dan berbagai hadiah yang diberikan kepada pelapor kasus contek massal, Siami dan anaknya Alif Achmad Maulana, tidak perlu berlebihan. Dia menilai banyaknya penghargaan dan hadiah akan membuat permasalahan inti yakni ketidakjujuran dalam pendidikan bisa kabur.
“Sejumlah penghargaan itu justru akan membuat lupa inti permasalahan pendidikan yang sebenarnya. Jadi, ini euforia dari para petinggi negara yang sudah dipolitisasi,” kata Priyono, Jumat (17/6).
Kaburnya masalah pendidikan tersebut, lanjut Priyono, masih ditambah dengan hasil pengecekan Lembar Jawaban Ujian Nasional (LJUN) yang menyatakan tidak ada contek massal. Masalah tersebut yang harus diperhatikan, bukan justru menutup kelemahan sistem UN yang mendorong ketidakjujuran.
"Contekan itu sebenarnya ada, hanya saja tidak terpola. Ini yang seharusnya diperhatikan untuk perbaiki sistem pendidikan," ujarnya.
Penghargaan yang berlebihan, ujarnya, dikhawatirkan mempengaruhi kondisi kejiwaan Alif dan keluarganya. Dia menilai penghargaan yang berlebihan justru akan membuat masyarakat iri. "Kalau masyarakat iri, masalah ini tidak akan selesai-selesai. Yang harus diperhatikan semestinya perbaikan sistem pendidikan," ungkapnya.
Priyono mengatakan Alif dan keluarganya membutuhkan ketenangan. Sudah saatnya kasus ini dihentikan dan tidak lagi dieksploitasi. Apalagi, jika kasus tersebut diseret ke politisasi.
“Mereka butuh ketenangan dan bisa diterima kembali di tengah masyarakat yang pernah mengucilkannya. Ini sebaiknya diakhiri agar Alif bisa sekolah kembali dengan tenang,” ungkapnya.