Jumat 17 Jun 2011 14:28 WIB

Kasus Contek Massal Refleksi Betapa Keringnya Mutu Pendidikan

REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO - Kasus contek massal yang terjadi pada sebuah sekolah di Jawa Timur saat Ujian Nasional, merupakan pertanda keringnya mutu pendidikan. Demikian menurut Sosiolog dari Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo, Funco Tanipu, di Gorontalo, Jumat (17/6).

Dia mengatakan, kurikulum pendidikan di Indonesia, masih lebih dominan diisi pelajaran-pelajaran yang tunduk dengan logika pasar atau jika tidak, malah terjerumus pada "perbudakan" nilai-nilai ideal yang positifistik. Sementara hal tersebut, tidak diimbangi dengan pelajaran yang banyak memuat etika, kejujuran, moralitas, pluralisme, sehingga wajar saja jika dari aspek kualitas pendidikan, derajatnya semakin turun.

"Ironisnya, keberhasilan pendidikan yang hanya dinilai secara kuantitatif itu, seolah-olah diamini oleh institusi pendidikan itu sendiri," kata dia.

Hal ini menurutnya, patut jadi tanda tanya besar bagi kalangan pendidik, jika pendidikan hanya dimaknai sekedar peningkatan pengetahuan kognitif yang kemudian dilegalisasi melalui tahapan-tahapan pendidikan, dengan labelisasi gelar atau kelulusan. "Pendidikan telah dikapitalisasi melalui ijazah, gelar, tingginya angka kelulusan, padahal semestinya memberi kontribusi terhadap pengetahuan etika dan moral," ujarnya.

Dia menambahkan, motivasi contek massal yang dipandu oleh pendidik, hanya didasarkan kekhawatiran pada angka kelulusan di sekolahnya menurun atau rendah. Semakin tinggi angka kelulusan dengan nilai yang tinggi semakin mengindikasikan bahwa pendidikan di sekolah tersebut berhasil.

Menurut dia, hal ini tentunya berimbas pada mental pendidik di sekolah tersebut, termasuk Pemerintah Pusat dan Daerah. Dia menduga, kasus contek massal pada saat Ujian Nasional sebenarnya banyak terjadi di seluruh wilayah di Indonesia, kasus di Jawa Timur itu hanya puncak dari berbagai kasus serupa.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement