Rabu 20 Jul 2011 08:10 WIB

Pelajaran Sejarah Kurang Merangsang Minat Siswa

Rep: Fernan Rahadi/ Red: Didi Purwadi
Arief Rachman
Arief Rachman

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Pengamat pendidikan, Arief Rachman, menilai mata pelajaran Sejarah di level pendidikan dasar dan menengah tidak dikemas secara menarik. Akibatnya, mata pelajaran tersebut kurang merangsang minat siswa.

"Pelajaran Sejarah terlalu banyak menghafal, sehingga membosankan," tuturnya saat ditemui usai konferensi pers untuk 'Seminar Pendidikan Karakter melalui Keteladanan Pahlawan Nasional Pangeran Diponegoro' di kantor Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas), Jakarta, Selasa (19/7).

Menurut Arief, mayoritas guru memperkenalkan Sejarah sebagai ilmu pengetahuan. Padahal, Sejarah itu adalah pelajaran tentang kehidupan. "Cara mereka memperkenalkan tidak menarik. Padahal, pelajaran tentang kehidupan itu kan semestinya menyenangkan, menarik, dan merangsang," ujar Arief.

Arief mengungkapkan, hal tersebut disebabkan karena kesalahan sistem pendidikan nasional. "Sistem pendidikan kita terlalu kuat di kognitif-nya. Seharusnya sistem tersebut juga mendobrak sisi afektif-nya," ujarnya.

Caranya, kata Arief, adalah tidak melulu mengajarkan mata pelajaran sejarah dengan metode menghafal. "Mungkin salah satunya bisa dengan cara bermain peran dan cara-cara lain yang sifatnya partisipatif," tutur Arief.

Arief mencontohkan, bagaimana orang Indonesia saat ini hanya mengenal sosok Pangeran Diponegoro sebagai salah satu pahlawan nasional. "Mereka tahu kapan dan di mana Diponegoro lahir. Namun, mereka tidak tahu mengapa dan bagaimana sosoknya menjadi begitu disegani," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement