REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Psikolog Anak Seto Mulyadi yang lebih dikenal Kak Seto mengharapkan hasil dari "Kongres Anak X" di Bandung bisa menciptakan anak-anak bangsa yang berani dan kreatif. Kak Seto kepada wartawan di Bandung, Rabu, mengatakan, anak-anak harus diperhatikan dengan artian anak-anak jangan selalu dipandang selalu di bawah yang harus selalu tunduk dan tidak bisa mengembangkan kreatifitasnya.
Minimal anak-anak di Indonesia berani dalam menyampaikan sesuatu, misal ia berani berbicara apa yang diinginkannya yang dicita-citakannya pada orang tuanya, katanya. "Adanya kongres anak ini anak-anak bisa menjadikannya tempat belajar dan bisa mengungkapkan kebenaran-kebenaran secara penglihatan mereka dan mungkin saja apa yang kita lihat tidak sejeli dari apa yang anak-anak lihat," ungkapnya.
Menurutnya, masih banyak anak di Indonesia yang belum bisa mengecap bangku sekolah. "Ada 11,7 juta anak usia sekolah yang tidak bisa mendapatkan hak sekolahnya, diantaranya masih banyak yang buta aksara," katanya.
Dikatakannya, dari sekian banyak anak tersebut masih ada anak yang putus sekolah di tingkat SD. "Jadi menurut saya pemerintah masih belum bisa menangani masalah pendidikan," katanya.
"Kami rasa dengan pemerintah mengeluarkan anggaran biaya pendidikan 25 persen lebih dari APBD atau APBN masih belum cukup untuk menagani masalah pendidikan di Indonesia," katanya.
Ia katakanan, masalah penanganan anak jalanan yang diprogramkan pemerintah sampai saat ini masih belum bisa kita lihat efek atau dampak yang pasti dari program tersebut. "Itu harus dievaluasi bagaimana agar dana anggaran pendidikan tersebut bisa dinikmati oleh anak-anak, kalau itu bisa terselesaikan maka tidak akan ada permasalahan anak jalanan lagi," katanya.