Selasa 23 Aug 2011 15:59 WIB

Geram Lihat Sekolah Banyak yang Hancur, Presiden Bakal Keluarkan Inpres

Presiden SBY
Foto: elshinta
Presiden SBY

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) mengenai perbaikan sarana dan prasarana sekolah yang rusak untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan. Juru bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha kepada wartawan di sela-sela Safari Ramadhan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Cianjur, Selasa (23/8) mengatakan, selain mengeluarkan Inpres, Presiden juga telah memerintahkan Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh untuk memberikan bantuan terkait hal tersebut.

"Presiden telah menginstruksikan Mendiknas agar memberikan bantuan pendidikan nasional sekaligus menyampaikan harapan kepada DPR dan DPD RI untuk turut memperhatikan perbaikan pembangunan infrastruktur sekolah dasar dan SMP yang rusak di seluruh Indonesia," kata Julian dalam pesan singkatnya kepada wartawan.

Ia menambahkan, "Presiden akan mengeluarkan Inpres terkait." Pernyataan Presiden itu, menurut Julian, dikatakan Kepala Negara usai meninjau SDN Tanjung Sari 3, Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur, Selasa siang. "Presiden berpesan kepada para guru dan siswa, agar kebersihan diutamakan dan diperhatikan. Bangunan boleh sudah lama namun kebersihan tetap harus diperhatikan agar membuat semangat belajar siswa menjadi lebih baik," kata Julian.

Tinjau Puskesmas

Usai meninjau sarana pendidikan di Kabupaten Cianjur, Kepala Negara kemudian meninjau Puskesmas di Ciranjang, Kabupaten Cianjur. Puskesmas di Ciranjang tersebut kerap menangani korban kecelakaan dan juga menjadi pusat kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat di sekitar wilayah tersebut.

Puskesmas rata-rata melayani pasien rawat jalan 200 pasien per hari. Keterangan dari Kepala Puskesmas dr Elfira Firdaus yang mendampingi Presiden saat melakukan peninjauan, terdapat 10 pasien rawat inap per hari dengan ketersediaan 24 tempat tidur.

Dokter yang melayani masing-masing tiga dokter umum dan satu dokter gigi dengan 17 perawat dan 11 orang pegawai negeri sipil. Puskesmas tersebut melayani 9 desa di sekitar kecamatan tersebut. Ketika ditanya apa yang diperlukan oleh Puskesmas agar pelayanan lebih optimal, dr Elfira meminta adanya bantuan pembangunan ruang fisioterapi.

"Pertama, kondisi mobil ambulans, lalu ruang perawatan kami rehab terakhir 2005 alat EKG dan rontgen kami butuh setelah kami lakukan operasi katarak angka harapan hidup tinggi lalu kami juga mendambakan ada klinik fisioterapi untuk pasien terapi stroke," katanya.

Presiden mencatat permintaan itu seraya menambahkan perlunya fasilitas pendukung bila ada korban kecelakaan agar tingkat harapan hidup korban kecelakaan bisa dipastikan baik. "Kita ingin karena ini jadi rujukan banyak orang pasien kecelakaan maka langkah terbaik dan cepat harus dilakukan agar 'to save more life'. Kalau peningkatan penyakit tidak menular itu juga salah satu 'concern' WHO di satu sisi ada peningkatan kesejahteraan tapi ya satu sisi meningkat penyakit tidak menular," kata Presiden.

Ibu Negara Ani Yudhoyono juga menanyakan tentang angka kelahiran yang dijawab oleh dr Elfira sebesar 1,8 persen per tahun dibandingkan dengan jumlah penduduk. Presiden Yudhoyono meminta agar Keluarga Berencana disampaikan ke masyarakat kembali sehingga tidak terjadi ledakan penduduk.

Presiden dan rombongan kemudian meninjau fasilitas Puskesmas dan berbincang dengan sejumlah pasien yang tengah berobat. Presiden kemudian melanjutkan perjalanan meninjau Kantor Kepala Desa Haurwangi Kabupaten Cianjur.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement