Senin 03 Oct 2011 16:33 WIB

UGM Rintis Riset Desain Reaktor Nuklir

Rep: Yulianingsih/ Red: Chairul Akhmad
Gedung Fakultas Teknik UGM (ilustrasi)
Foto: blog.ugm.ac.id
Gedung Fakultas Teknik UGM (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Fakultas Teknik (FT) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta tahun 2011 ini tengah merintis riset tentang desain reaktor nuklir terbaru di dunia. Rintisan reaktor nuklir terbaru itu dilakukan pasca gempa bumi yang melanda Jepang sehingga memengaruhi kinerja reaktor nuklir di negara tersebut.

Bahkan sebagai lanjutan dari rintisan tersebut, FT UGM melakukan Joint Seminar UGM dan Japan International Cooperation Center (JICC) dengan tema "Fukhusima Accident and Future of Nuclear Power Plant in Japan, and The Prospect for Indonesia", di Gedung Kantor Pusat FT UGM, Senin (3/10).

Acara tersebut juga menghadirkan beberapa pakar nuklir dari Jepang seperti Akira Kaneuji, Masamichi Chino, Yutaka Kawakami, dan Takehiko Mukaiyama. Seminar  digelar untuk memperoleh informasi langsung akibat ledakan yang terjadi di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima pada Maret 2011 lalu. Dan bagaimana penanganan yang telah dilakukan pemerintah Jepang serta pembahasan prospek PLTN di Jepang, sekaligus untuk memberikan pandangan bagi Indonesia yang berencana membangun PLTN.

Menurut Kepala Laboratorium Teknologi Energi Nuklir FT UGM, Andang Widiharto, riset yang tengah dirintis pihaknya tersebut terdiri atas riset reaktor pembangkit daya dan riset tentang produksi reaktor isotop yang dipergunakan misalnya untuk bidang kesehatan dan industri.

"Dengan riset baru ini, diharapkan  bisa menciptakan sebuah desain dan konsep reaktor nuklir yang lebih unggul dibandingkan reaktor-reaktor yang sudah ada saat ini," terangnya.

Menurut Andang, konsep desain sebuah reaktor yang tengah dirintisnya tersebut akan  lebih hemat bahan bakar, misalnya dengan sistem daur ulang limbah. Selain itu, konsep yang diunggulkan dari desain barunya adalah mengutamakan tingkat keselamatan yang tinggi.

 

Konsep reaktor yang hemat bahan bakar memang menjadi reaktor yang dicari di masa mendatang, begitu pula dengan tingkat keselamatannya. "Ini bisa mengacu pada kasus ledakan yang terjadi pada PLTN Fukushima beberapa waktu lalu," tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement