Kamis 08 Dec 2011 15:24 WIB

UNY Lepas 211 Calon Pendidik di Pulau Terluar, Daerah Perbatasan dan Tertinggal

Rep: yulianingsih/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Rochmat Wahab melepas 211 sarjana dari perguruan tinggi tersebut untuk ditempatkan mengajar di wilayah terdepan, terluar dan tertinggal atau wilayah perbatasan Indonesia.

Mereka diberangkatkan dalam empat kali pemberangkatan sejak Rabu (8/12) hingga Kamis (15/12). "Mereka adalah sarjana yang mengikuti program Sarjana Mendidik untuk daerah Terluar Terdepan dan Tertinggal (SM3T) yang merupakan kerjasama dengan Kementrian Pendidikan Nasional," terang Rochmat Wahab, Kamis (9/11).

Menurutnya pada Rabu (8/12) kemarin pihaknya telah memberangkatkan 108 orang untuk mengajar di Ngada (NTT) 29 orang, Ende (NTT) 41 orang, dan Gayo Lues (NAD) 38 orang. Pada hari kedua, Kamis kemarin diberangkatkan 25 orang ke Kabupaten Gayo Lues, Sabtu 10/12 diberangkatkan 46 orang ke Kabupaten Ende, serta Kamis 15/12 diberangkatkan 32 orang ke Ende.

Menurut Rochmat Wahab, para sarjana yang mengikuti program ini telah disaring dari ribuan sarjana lain di UNY. Mereka juga telah diberikan pembekalan dan pelatihan sebelum ditempatkan di wilayah wilayah perbatasan tersebut.

"Saya berharap kalian bisa membawa nama baik keluarga, almamater, daerah, dan pendidikan selama berada di daerah tempat kalian mengajar. Kita harus bisa cair dengan budaya dan kebiasaan daerah setempat. Jangan sampai melakukan sesuatu yang berlawanan dengan masyarakat," pesan Rochmat saat pelepasan para sarjana tersebut.

Menurutnya, sebaik-baik orang adalah yang bisa membawa diri dimanapun berada.”Yang berangkat ke daerah 3T ini dari keluarga yang berbeda-beda dan dari almamater yang berbeda-beda. Tapi setelah sampai disana, jagalah kolegalitas dan rasa kebersamaan. Begitu temannya terjadi sesuatu segeralah memberi bantuan,” tambahnya.

Dia berharap para sarjana ini akan menjadi model pendidik yang baik bagi peserta didik dimana mereka mengajar. Diakuinya dengan penempatan para sarjana di wilayah terluar Indonesia tersebut maka pemerataan kualitas pendidikan bisa dilakukan dengan baik.

Sementara itu, panitia program, Slamet mengatakan para sarjana ini akan berada di wilayah terluar Indonesia dimana mereka ditempatkan selama setahun. Mereka akan memperoleh honor sebesar Rp 2 juta/bulan dan tunjangan khusus serta tunjangan kesehatan. "Mereka orang orang terpilih jadi skill mereka dalam mendidik sudah tidak diragukan," terangnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement