REPUBLIKA.CO.ID, GARUT - Berita buruk dunia pendidikan di Tanah Air seperti tidak pernah usai. Satu lagi kisah menyedihkan datang dari Garut. Ratusan siswa SDN Citeras 1, Desa Citeras, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, terpaksa belajar di tenda yang dipasang di halaman sekolah itu, Selasa (7/2).
Dua tenda itu adalah bantuan TNI Kodim 0611 Garut berukuran 5x10 meter itu. Mereka terpaksa belajar di bawah tenda setelah dua ruang kelas mereka ambruk pada Minggu (5/2) malam. Sementara tiga kelas lainnya terancam menyusul ambruk karena kondisinya yang sudah rusak parah.
Kepala SDN Citeras 1, Rusmini mengatakan, pihak sekolah terpaksa melaksanakan kegiatan belajar mengajar di tenda untuk menghindari kejadian serupa yang dikhawatirkan mencelakai para siswa saat berada dalam kelas.
"Siswa belajar di tenda itu yang sebelumnya menempati kelas yang ambruk, juga siswa yang kelasnya terancam ambruk juga," kata Rusmini.
Menurut dia, belajar di tenda yang mampu menampung 100 orang siswa dinilai lebih aman daripada siswa maupun guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas yang terancam ambruk.
Selain belajar di tenda, kata Rusmini, sebagian siswa juga ada belajar di rumah warga yang memiliki ruang cukup luas untuk menampung para siswa.
"Saya kira cara ini (belajar di tenda dan rumah warga) dapat memberikan rasa aman, melihat ruang kelas sudah tidak dapat digunakan lagi," katanya.
Sementara itu, salah seorang siswa SDN Citeras 1, Rizal, mengaku tidak nyaman belajar di tenda karena merasa kepanasan dan banyak debu, serta duduknya harus berdesakan dengan bangku siswa lainnya. Ia berharap, kelas yang keadaannya rusak dan sudah ambruk dapat segera diperbaiki oleh pemerintah, agar bisa belajar kembali di kelas.
"Ya, ingin diperbaiki, agar tidak belajar di tenda, kalau di tenda panas, duduknya juga berdesakan," katanya