Selasa 14 Feb 2012 13:49 WIB

Wow, Ratusan Ribu Mahasiswa akan Dikirim Studi ke Luar Negeri

Rep: Amri Amrullah/ Red: Heri Ruslan

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Indonesia akan semakin gencar mengirim ratusan ribu mahasiwa keluar negeri dalam lima tahun k edepan. Pengiriman mahasiswa ke luar negeri itu untuk menjawab kebutuhan Indonesia dalam program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), terutama dalam pemenuhan tenaga ahli berkualitas dalam lima tahun ke depan dan membantu Indonesia menjadi negara maju.

"International Education adalah cara efektif bagi pemerintah untuk memenuhi kebutuhan ratusan ribu tenaga ahli untuk meningkatkan kualitas SDM tanah air," ujar Sekretaris Jendral Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan Nasional, Haris Iskandar dalam seminar pendidikan 'Why Should Indonesia Invest in International Education?' Di Jakarta, Selasa (14/2).

Menurut dia, dengan adanya program pengembangan ekonomi MP3EI, Indonesia membutuhkan jauh lebih banyak tenaga ahli di segala bidang, mulai pertanian hingga energi. Pemerintah, jelas dia, terus mempermudah mahasiswa Indonesia untuk mendapatkan besiswa ke luar negeri, termasuk kerjasama dengan berbagai lembaga beasiswa.

Namun ia menekankan bahwa, usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan mengirim keluar negeri, bukan berarti kualitas perguruan tinggi dalam negeri tidak bagus dan kampus di luar negeri segalanya. Tetapi ini adalah usaha pemerintah untuk menyetarakan kualitas pendidikannya dengan perkembangan global. "Kita termasuk tiga terbaik di asia tenggara dalam kualias pendidikan di luar negeri," ujarnya.

Kepala Pendidikan dan Training, Badan Perencana Pengembangan Nasional (Bappenas), Yahya R. Hidayat membenarkan bahwa studi ke luar negeri sedang digencarkan pemerintah untuk kebutuhan pengembangan Indonesia di MP3EI. Saat ini, ungkap dia, pemerintah telah mempermudah studi ke luar negeri dengan mengirim ribuan aparatus pemerintahan untuk studi keluar negeri.

"Tidak hanya mereka yang berada di birokrasi pemerintah pusat namun juga daerah," ujar Hidayat. Kesempatan ini tidak hanya ada pada pegawai pemerintah, masyarakat yang bekerja di perusahaan swasta juga telah dibuka untuk studi ke luar negeri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement