REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam BEM Universitas Lampung (Unila), turun ke masyarakat. Mereka mulai intensif melakukan pembinaan sekolah terpencil di wilayah kota Bandar Lampung.
Menurut Menteri Komunikasi dan Informasi BEM Unila, Sri Wahyuni, kegiatan ini merupakan wujud bakti pendidikan dalam bentuk Desa Binaan. "Pendidikan harus bisa dinikmati oleh seluruh anak Indonesia sejak dini sebagai wujud program pendidikan sembilan tahun," katanya kepada Republika, Ahad (18/3).
Binaan sekolah BEM Unila telah ada di Kelurahan Kedaung, Kemiling, Bandar Lampung. Ia mengatakan pihaknya berupaya senaksimal mungkin untuk mnyukseskan program tesebut untuk mencerdaskan rakyat Indonesia.
Namun pada kenyataannya tidak semua program pemerintah dapat menyentuh seluruh rakyat Indonesia. "Banyak anak-anak usia sekolah di daerah-daerah terpencil belum menikmati akses pendidikan yang memadai."
Menurut dia, banyak anak-anak usia sekolah dari usia sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah pertama, yang seharusnya memasuki usia sekolah tapi karena keterbatasan dana dan akses pendidikan, anak-anak usia sekolah tidak menikmati dunia pendidikan yang menjadi hak mereka.
Di samping itu, kata dia, kebutuhan pendidikan karakter selain kebutuhan kecerdasan intelektualitas masih sangat dibutuhkan. Pendidikan kharakter harus sudah ditanamkan smenjak usia dini dalam rangka memudahkan pembentukan kharakter generasi bangsa yang kuat secara mental dan intelektual.
Mahasiswa Unila melihat bahwa kondisi anak-anak usia sekolah yangbelum menikmati dunia pendidikan seutuhnya. Sebagai bentuk kepedulian dan rasa tanggung jawab sosial, para pengurus BEM Unila.
Dalam program Bakti Pendidikan, BEM Unila melaksanakan kegiatan Bimbingan Belajar Gratis untuk seluruh anak-anak usia sekolah dari tingkat usia PAUD sampai anak usia Sekolah Dasar.
Program bakti pendidikan dirancang untuk dilaksanakan selama dua bulan dari Maret sampai April, yang sudah dimulai 11 Maret 2011.