REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terkait dengan informasi adanya 'bocoran' kunci jawaban ujian nasional (UN) ini, pihak Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) meminta agar para siswa tidak terkecoh oleh informasi tentang kunci jawaban soal UN ini. “Informasi beredarnya kunci jawaban ini menyesatkan,” tegas Mohammad Nuh, di Tangerang Selatan, Ahad (15/4).
Ia menjelaskan, ada empat kerugian jika siswa mempercayai bocoran soal. Kerugiannya, yakni peserta didik akan kehilangan konsentrasi untuk belajar dan mengerjakan soal secara cermat, kehilangan kepercayaan diri, kerugian finansial dan kehilangan harga diri.
“Semua saja ingin lulusdalam UN. Boleh membuat target harus lulus yang penting tidak boleh menggunakan cara- cara yang menyimpang dari jalur,” tegas Mendikbud.
Nuh juga menyampaikan, Posko Pengaduan UN nasional Kemendikbud juga telah banyak menerima laporan adanya kecurangan ataupun informasi menyesatkan serupa. Termasuk laporan adanya pihak sekolah yang ‘memaksa’ siswa untuk membayar UN maupun jawaban soal UN.
Masalah ini sudah ditangani dengan menurunkan tim guna menelusuri kebenaran informasi tersebut. Karena meski semua informasi ini berharga, masalah akurasi dan kebenaran tetap perlu penelusuran. “Sudah pasti kalau ada kecurangan ataupun penyimpangan- penyimpangan akan ditindak karena UN dilindungi Undang Undang,” jelasnya.
Secara umum, Nuh juga menyampaikan persiapan pelaksanaan UN jenjang SMA yang akan dimulai Senin (16/4) hingga Kamis (19/4) telah berjalan dengan lancar. Seluruh soal–soal UN telah didistribusikan ke seluruh rayon tanpa ada yang bermasalah.