Ahad 15 Apr 2012 17:38 WIB

Wamendikbud: Polisi Bukan untuk Menakut-nakuti Siswa

Rep: Adi Wicaksono/ Red: Dewi Mardiani
Petugas tengah mengawasi pengiriman soal Ujian Nasional (UN).
Foto: Republika/Imam Budi Utomo
Petugas tengah mengawasi pengiriman soal Ujian Nasional (UN).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Aparat kepolisian dilibatkan dalam pelaksanaan ujian nasional (UN) tahun ini. Kebijakan ini untuk menjamin kerahasiaan lembar soal dan keamanan ujian. "Bukan untuk menakut-nakuti siswa," kata Wakil Menteri Bidang Pendidikan Kemendikbud, Musliar Kasim, saat melakukan sidak distribusi lembar soal UN di Bogor, Ahad (15/4).

Ia menjelaskan, aparat kepolisian yang diterjunkan di lokasi sekolah selama UN berlangsung tidak menggunakan seragam dinas. Hal ini untuk menghindari tekanan mental pada siswa yang akan mengikuti ujian.

"Mereka kan tidak terlihat seperti polisi. Mereka disiagakan untuk mengantisipasi pihak luar yang masuk ke sekolah untuk mengacau. Tidak ada juga polisi membawa senjata laras panjang," ungkapnya.

Terkait kebijakan terhadap siswa yang kedapatan mencontek pada saat ujian, Musliar enggan menyebutkan hukuman apa yang akan dikenakan. Menurut dia, pengamanan dan pengawasan selama ujian sudah dirancang ketat dengan melibatkan berbagai pihak.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement