REPUBLIKA.CO.ID, Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat mengimbau para peserta ujian nasional (UN) agar tidak mempercayai perihal beredarnya kunci jawaban soal ujian.
"Ini saya sampaikan karena pada UN tingkat SMA sebelumnya banyak kunci jawaban palsu beredar melalui pesan singkat atau SMS dari orang yang tidak bertanggung jawab," kata Kepala Disdik Pasaman Barat Syaripudin Zuhri kepada wartawan, Ahad.
Lebih baik para siswa menjawab soal sendiri-sendiri tanpa berharap adanya kunci jawaban dari orang lain, ujarnya. Dijelaskannya, tujuan oknum penyebar SMS palsu itu adalah untuk mempengaruhi dan merusak konsentrasi para peserta UN. Untuk itu jangan pernah percaya dengan SMS yang beredar.
"Kunci jawaban soal UN yang beredar itu tidak usah direspons. Itu karena tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kunci jawaban tersebut bisa membuat siswa tertipu," tegasnya.
Untuk UN kali ini, menurut dia, sudah dipastikan di antara siswa dalam satu kelas kecil kemungkinan untuk dapat saling bekerja sama. Sebab, soal yang diberikan terdiri atas lima paket, berbeda dengan tahun lalu yang hanya dua paket.
"Dengan begitu siswa yang duduk di depan, belakang, samping kiri dan samping kanan akan mendapat soal yang berbeda. Jadi kesempatan untuk bertanya atau pun mencontek sangat kecil," jelasnya.
Pelaksanaan UN tahun ini akan lebih ketat dan akan lebih baik pelaksanaannya dari tahun-tahun sebelumnya. "Jangan harap akan ada yang bisa membantu, apabila ketahuan sanksi tegas menunggu, baik untuk yang membantu maupun yang dibantu," katanya.
Ia berharap, pada UN yang dimulai Senin (16/4) seluruh tim pengawas benar-benar mengawasi pelaksanaannya, sehingga hasil yang dicapai murni atas dasar kemampuan siswa.
Jumlah peserta UN sekitar 4.000 siswa dari seluruh kecamatan di Pasaman Barat.
"Satu hal yang harus diperhatikan, jangan ada siswa atau pengawas yang membawa telepon genggam ke ruang ujian," tegasnya