Senin 16 Apr 2012 17:53 WIB

Grogi Hadapi UN, Lembar Jawaban Siswa Rusak Terkena Peluh

Red: Djibril Muhammad
Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menyelesaikan ujian nasional bahasa Indonesia di SMK Negeri 8 Jakarta, Senin (16/4).
Foto: Agung Supriyanto/Republika
Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menyelesaikan ujian nasional bahasa Indonesia di SMK Negeri 8 Jakarta, Senin (16/4).

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK - Pengawas Penyelenggara Ujian Nasional Provinsi Kalimantan Barat menerima laporan adanya lembar jawaban untuk Ujian Nasional milik salah seorang siswa yang rusak karena terkena peluh.

"Mungkin karena grogi atau stres, peluh siswa itu bercucuran dan menetes sehingga merusak lembar jawabannya," kata Koordinator Pengawas Penyelenggara Ujian Nasional Provinsi Kalbar, Abubakar Alwi di Pontianak, Senin (16/4).

Ia mengungkapkan, laporan tersebut berasal dari pengawas yang bertugas di Kabupaten Kayong Utara. Sementara panitia pelaksana secara nasional tidak menyediakan lembar jawaban maupun naskah soal cadangan.

"Sehingga pelaksanaan ujian nasional sangat tergantung dengan data peserta yang disiapkan daerah karena kalau terjadi kekurangan atau kesalahan, sulit alternatifnya," kata dia.

Terlebih lagi kalau sekolah tersebut berada di daerah yang tidak ada listrik serta sulit terjangkau. "Kalau ada listrik, pihak sekolah dapat menyediakan printer yang bisa untuk fotokopi. Tetapi tidak semua sekolah dan daerah di Kalbar sudah dialiri listrik," katanya menegaskan.

Secara umum, kata dia, hari pertama pelaksanaan ujian nasional di Kalbar berlangsung lancar. "Kalau pun ada masalah teknis, dapat diselesaikan dengan tidak melanggar ketentuan yang berlaku. Dan semuanya harus dimasukkan dalam berita acara tanpa terkecuali," ujar dia.

Sedangkan dari segi pengawasan, dari perguruan tinggi sudah mengirimkan 378 orang untuk disebar ke 14 kabupaten/kota di Kalbar. "Fokus pengawasan kami adalah menjaga kerahasiaan dari naskah soal dari pengiriman hingga pelaksanaan sesuai dengan prosedur operasi standar dari pelaksanaan ujian nasional tahun ajaran 2011/2012," kata Abubakar Alwi yang juga Pembantu Rektor I Universitas Tanjungpura itu.

Ia mengakui, kendala dalam melakukan pengawasan adalah luasnya wilayah serta sulitnya transportasi dan komunikasi. "Misalnya untuk ke Nanga Badau, Kabupaten Kapuas Hulu yang berbatasan dengan Malaysia, dua hari lalu pengawas sudah turun ke sana," kata dia.

Di Kecamatan Pulau Maya Karimata, Kabupaten Kayong Utara, pengawas baru bisa tiba di lokasi menjelang pelaksanaan ujian sebab kapal yang membawa mereka tidak bisa masuk dermaga akibat air surut.

Seluruh pimpinan perguruan tinggi di Kalbar yang dilibatkan juga ikut memantau langsung pelaksanaan ujian nasional. Rektor Untan Prof Thamrin Usman misalnya memantau pelaksanaan ujian nasional di Kota Pontianak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement