REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN - Wali Kota Balikpapan HM Rizal Effendi berharap pelaksanaan ujian nasional (UN) tidak didramatisasi agar tidak menjadi momok yang menakutkan bagi para siswa. "Ini kan hal wajar dari proses belajar mengajar," kata Wali Kota Rizal di SMA Negeri 8 Lamaru, Senin (16/4), sekitar 30 km dari pusat Kota Balikpapan.
Menurut dia, UN adalah hal yang alamiah saja, sehingga tidak perlu dibesar-besarkan dan didramatisasi.
Kalaupun ada ketegangan, menurut Wali Kota, wajar saja karena namanya juga ujian. "Untuk mengatasinya ya anak-anak peserta ujian sudah harus mempersiapkan diri masing-masing sesuai dengan jurusannya masing-masing," katanya.
Dari hasil peninjauan Wali Kota ke SMA Negeri 8 dan SMK 5 di Lamaru tersebut, tampaknya mewakili suasana hari pertama UN di seluruh Sekolah Menengah Atas di Balikpapan. Semuanya berlangsung lancar dan tidak menemui hambatan yang berarti. "Harapan kita semua lancar hingga akhir di Kamis mendatang," kata Wali Kota.
Rombongan Wali Kota terdiri dari Dewan Pendidikan Balikpapan, anggota-anggota Komisi IV DPRD Balikpapan, Kepala Dinas Pendidikan Kota Balikpapan Syahrumsyah Setia, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Balikpapan Suryanto, dan Asisten III Sekretaris Kota Drs Fauzi.
Menurut data Dinas Pendidikan, di Balikpapan tahun ini peserta UN tingkat SLTA adalah 3.519 siswa. Mereka berasal dari SMA Negeri dan Madrasah Aliyah Negeri yang jumlah seluruhnya 30 sekolah. Kemudian ada 3.567 siswa SMK yang berasal dari 23 sekolah.
Wali Kota juga singgah di SMAN 7 Manggar. Di sekolah yang gerbangnya tidak jauh dari tempat wisata Pantai Manggar Segara Sari ini, Wali Kota dilapori bahwa 1 siswa dari 330 peserta ujian mengundurkan diri tanpa alasan jelas.
Kepala Dinas Pendidikan Syahrumsyah mengatakan panitia UN menyiapkan lima jenis soal yang berbeda untuk setiap kelas sehingga antara siswa yang bersebelahan mendapatkan soal ujian yang berbeda, karena kerahasiaan soal sangat dijamin.
"Sekarang ini kita termasuk pengawas baru mengetahui soal-soal itu setelah paket soal itu dibuka. Disitu ada kode soal dan denah pembagian soalnya, jadi muka depan belakang dan samping itu soalnya berbeda," jelas Syahrumsyah.
Bagi siswa yang sakit, kata Syahrumsyah, ada prosedurnya juga. "Kalau dokter bilang sakit, ya kita beri dia ujian UN susulan yang susulan ini juga disiapkan soal susulan yang tentunya berbeda dari soal yang ada," katanya.