REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH - Sebanyak 22 pelajar di Kabupaten Simeulue Provinsi Aceh tidak bisa ikut Ujian Nasional karena sebagian telah menikah, kata Sekretaris Panitia Pelaksana UN Asfarduddin. Ia mengatakan di Sinabang, Kabupaten Simeulue, Rabu (18/4), selain telah menikah, juga termasuk peserta tidak hadir tanpa keterangan dan disebabkan sakit gangguan mental.

"Sesuai data yang kita terima, memasuki hari ketiga pelaksanaan UN, para peserta yang tidak ikut ujian, kebanyakan sudah menikah dan kemungkinan akan bertambah jumlah peserta yang tidak hadir ini, karena masih ada yang belum masuk laporannya," katanya.

UN di wilayah kepulauan yang sering dilanda gempa akhir-akhir ini diikuti 1.249 pelajar tingkat SMA, MA dan SMK. Asfarudin merincikan, sekolah yang belum mengirimkan jumlah peserta UN, seperti dari SMA Simeuleue Tengah, Teupah Selatan.

Sementara jumlah data peserta UN yang telah masuk ke Dinas Pendidikan dari Kecamatan Simeulue Timur, Teluk Dalam, Simeulue Barat, Teupah Barat, Salang. Untuk tahun ini, minimal setiap peserta peserta UN harus mendapatkan nilai 5,5. Data terakhir jumlah peserta UN di Simeulue, SMA 878 pelajar, Madrasyah Aliyah (101) dan SMK (270).

Direncanakan setelah UN tingkat SMA sedrajat, akan dilanjutkan UN tingkat SMP pada tanggal 23 April mendatang yang diikuti 1.415 siswa. Untuk tingkat MTS 320 siswa, sedangkan UN tingkat SD sebanyak 1.814 murid dan tingkat MI 156 murid yang akan dilaksanakan pada Mei mendatang.

Sejauh ini, Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue tidak memiliki target, hasil UN tersebut, disebabkan masih adanya kendala fasilitas sekolah yang belum terpenuhi dan masih minimnya tenaga guru.

Kadis Pendidikan Simuelue Arsin Rustam yang dihubungi terpisah, mengaku tidak ada target, karena masih minimnya guru dan fasilitas pendukung proses belajar mengajar di setiap sekolah yang ada di daerah itu. "Namun kita doakan bisa lulus semua," katanya.

Ikuti Whatsapp Channel Republika