REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS - Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kudus Sudjatmiko menegaskan, semua sekolah yang berstatus sebagai Rintisan Sekolah Berbasis Internasional (RSBI) di Kabupaten Kudus wajib menyediakan kuota untuk menampung siswa miskin sebanyak 20 persen.
"Pengawasan terhadap semua sekolah yang berstatus RSBI akan kami lakukan, terutama bagi pendaftar yang berasal dari golongan ekonomi kurang mampu," ujarnya di Kudus, Jawa Tengah, Ahad (6/5).
Meskipun hukumnya wajib, kata dia, kemampuan akademik siswa yang bisa diterima tetap menjadi pertimbangan utama, sehingga siswa dari keluarga kurang mampu dengan kemampuan akademik yang bagus harus diterima.
Untuk itu, masyarakat kurang mampu yang ingin menyekolahkan anaknya ke sekolah berstatus RSBI tidak perlu khawatir tidak diterima karena alasan biaya, dengan catatan nilai akademik anaknya sesuai persyaratan yang ditetapkan.
Kepala SMP Negeri 1 Kudus, Oki Sudarto menegaskan, komitmennya untuk menerima siswa kurang mampu dengan kuota 20 persen. "Sejauh ini, kami memang belum bisa memenuhi kuota tersebut, karena tahun lalu hanya 15 persen dari jumlah siswa yang diterima sebanyak 244 siswa," ujarnya.
Tahun ini, kata dia, terdapat 399 pendaftar dari berbagai sekolah di Kudus dan sekitarnya, sedangkan jumlah siswa yang akan diterima sebanyak 244 siswa. Apabila kuota siswa miskin 20 persen terpenuhi, dia mengaku, bersyukur, karena selama ini kuota tersebut belum terpenuhi.
Sebelum pendaftaran dibuka, SMP 1 Kudus juga melakukan sosialisasi ke sejumlah sekolah dasar (SD) di Kabupaten Kudus, bahwa siswa miskin berprestasi bisa mendaftar ke SMP 1 Kudus tanpa harus khawatir tidak mampu membayar biaya sekolah nantinya.
"Jika benar-benar memenuhi persyaratan akademik, akan tetapi dari keluarga tidak mampu tetap akan dibantu dengan membebasakan dari segala biaya pendidikan," ujarnya.
Pendaftaran siswa baru di SMP 1 Kudus, katanya, dilakukan secara "online" bersama dengan SMP 2 Kudus yang juga berstatus RSBI. Sedangkan pengumumannya, diperkirakan pada Juni 2012 setelah para pendaftar menerima nilai hasil ujian akhir sekolah berstandar nasional.
Nilai tersebut, katanya, menjadi pertimbangan untuk diterima di SMP 1 Kudus. SMP 1 Kudus berupaya menghilangkan persepsi bahwa RSBI sebagai menara gading yang hanya bisa diakses oleh golongan tertentu, akan tetapi semua golongan bisa mengaksesnya dengan persyaratan nilai akademik.
Selain persoalan persepsi masyarakat yang menganggap RSBI milik orang kaya, kata dia, pergaulan siswanya juga cukup bagus dan selalu dipantau sekolah. Sekolah tersebut juga dilengkapi laboratorium komputer yang bisa dimanfaatkan oleh semua siswa, terutama siswa kurang mampu yang tidak mampu membeli laptop.