REPUBLIKA.CO.ID, BLITAR - Sebanyak 13 siswa sekolah dasar yang tinggal di Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas II A Blitar Jawa Timur, mengikuti ujian akhir sekolah berstandar nasional 2012.
"Ada 13 anak yang mengikuti ujian nasional tahun ini. Mereka semua dengan tertib ikut ujian," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Seksi Nara Pidana dan Anak Didik Lapas Anak Kelas II A Blitar Gatot Heri di Blitar, Senin (7/5).
Ia mengatakan anak-anak belajar dengan serius, terutama saat UASBN. Mereka bahkan ditempatkan di ruangan khusus dan diberikan tambahan materi pelajaran dan belajar soal-soal ujian tahun lalu yang diberikan oleh guru.
"Kami memang tempatkan mereka di ruangan khusus, agar lebih konsentrasi saat ujian. Kami berharap, mereka semua bisa lulus ujian," ucapnya.
Ia juga mengatakan jumlah peserta UASBN tahun ini memang lebih banyak daripada tahun sebelumnya, dimana tahun sebelumnya (2011) hanya sembilan anak. Mereka semua juga lulus dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, yaitu SMP.
Saat mengerjakan ujian, anak-anak yang rata-rata terlibat dalam tindak asusila, narkotika, dan pencurian tersebut nampak serius. Mereka mengerjakan soal dengan mendapat kawalan yang ketat dari dua guru pengawas.
Kepala Sekolah Istimewa Lapas Anak Kelas II A Blitar, Rochim Nanang mengatakan pelaksanaan UASBN yang dilakukan di Lapas tidak berbeda dengan ujian di sekolah pada umumnya. Bahkan, soal ujian juga dari pemerintah. "Kami berbuat yang terbaik dan kami berharap mereka bisa lancar mengerjakan soal ujian," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Blitar Santoso mengatakan untuk UASBN di hari pertama ini, ada dua siswa yang tidak masuk ujian, karena sakit. Mereka adalah dari SD Sanan Wetan dan dari SD Istimewa Kota Blitar. "Kalau yang tidak masuk karena ada surat, mereka bisa mengikuti ujian susulan. Kami sudah jadwalkan," katanya.
Di Kota Blitar, jumlah peserta ujian adalah 2.652 anak, yang terdiri dari tujuh lembaga madrasah ibtidaiyah (MI) dan 61 lembaga sekolah dasar baik negeri maupun swasta.