REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Dinas Pendidikan Kota Semarang menyatakan bahwa seleksi sekolah menengah pertama rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) dilakukan tanpa menggunakan tes wawancara.
"Kalau sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan (SMK) RSBI memang ada wawancara," kata Kepala Bidang Monitoring dan Pengembangan Disdik Kota Semarang, Nana Storada di Semarang, Kamis.
Menurut dia, pertimbangan tidak dilakukannya tes wawancara pada penerimaan peserta didik (PPD) SMP RSBI karena belum ada penjurusan bidang keilmuan pada jenjang SMP, berbeda dengan jenjang SMA dan sederajat.
Ia menjelaskan jenjang pendidikan menengah atas dibedakan dengan beberapa bidang keilmuan, seperti IPA, IPS, dan Bahasa untuk SMA, kemudian SMK memiliki banyak program keahlian, dan madrasah aliyah (MA).
"Karena itu, calon peserta didik yang akan memasuki jenjang pendidikan menengah atas perlu dites bakat dan minatnya, misalnya apa memang berminat di IPA, IPS, atau justru berbakat masuk kejuruan," katanya.
Sementara di jenjang pendidikan menengah pertama tidak ada penjurusan bidang keilmuan karena seluruh SMP sama sehingga tidak perlu ada tes wawancara untuk mengetahui bakat dan minat calon peserta didik.
Kalau SMA dan SMK RSBI, kata dia, wawancara dilakukan dengan calon peserta didik dan orang tua siswa secara terpisah sehingga menghindari adanya unsur paksaan orang tua kepada anaknya dalam memilih jurusan.
Meski demikian, Nana yang juga Sekretaris Panitia PPD Kota Semarang itu menegaskan bahwa tes wawancara yang dimaksudkan hanya untuk mengetahui bakat dan minat siswa, tidak boleh ada pembicaraan soal sumbangan.
"Pertimbangan tidak adanya tes wawancara pada PPD RSBI karena belum ada penjurusan untuk jenjang pendidikan menengah pertama. Karena itu, wawancara pada SMA dan SMK RSBI bukan tentang dana," kata Nana.
Pelaksanaan PPD SMP RSBI di Kota Semarang pada tahun ini diikuti oleh empat sekolah, yakni SMP Negeri 2, SMP Negeri 5, SMP Negeri 9, dan SMP Negeri 21 Semarang yang melakukan seleksi siswa baru secara serentak.
Senada dengan itu, Kepala SMP Negeri 2 Semaranf Sutomo mengatakan bahwa secara umum mekanisme seleksi PPD SMP RSBI sama dengan SMA/SMK RSBI, yakni dibagi dalam dua tahap, namun memang ada beberapa perbedaan.
"Untuk soal PPD SMP RSBI, setiap sekolah menyusunnya secara mandiri, namun untuk SMA RSBI soalnya sama antarsekolah. Seleksi untuk SMP RSBI juga tidak ada wawancara, berbeda dengan jenjang SMA/SMK RSBI," katanya.
Pada seleksi tahap pertama SMP RSBI, kata Sutomo, pihaknya mengambil 125 persen dari kuota yang disediakan sekolah, yakni 692 orang. Pada tahap kedua baru disaring sesuai kuota yang tersedia 225 siswa.