Selasa 19 Jun 2012 14:14 WIB

Pembukaan FLS2N: Registrasi Produk Budaya agar tak Diakui Bangsa Lain

Tari Tor Tor
Tari Tor Tor

REPUBLIKA.CO.ID,  Pembukaan Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) yang berlangsung di halaman kantor gubernuran Nusa Tenggara Barat (NTB) tampak meriah dengan nuansa seni dan budaya serta adat-istiadat lokal.

Peserta dari 33 provinsi yang ada di Indonesia memenuhi halaman berbaris rapi sesuai dengan nama kontingennya. Peserta melakukan medley barisan di hadapan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan H. Muh. Nuh, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, serta Gubernur NTB Dr. Tuan Guru Haji Muhammad Zainul Majdi.

Pada pembukaan FLS2N di Lombok, NTB ini, Mendikbud berujar, bahwa bangsa Indonesiaa memiliki tiga hal yang sangat menarik yang harus terus-menerus dikembangkan sebagai bagian utuh dari sistem pendidikan, pertama ada wilayah logika, “Kita harus memperkuat wilayah logika ini, tujuannya untuk mempertajam dan memperkuat rasionalitas kita.

Kedua ada wilayah etika, wilayah ini untuk menumbuhkan kesantunan kita di dalam interaksi secara sosial dan ke tiga ada wilayah estetika, wilayah ini untuk menumbuhkan, memperhalus, memperindah apa saja yang bisa kita kreasikan sebagai bagian dari ekspresi kita di dalam merespons segala fenomena itu, tiga hal itu harus bersama-sama kita kembangkan, tidak boleh logika lebih dominan sedangkan estetika kita tinggalkan.

''Justru sekarang ini yang harus kita dorong adalah wilayah etika dan estetika,” tegasnya.

Pada  pembukaan tersebut, Mendikbud menambahkan, “Di dalam festival dan lomba ini yang harus kita perkuat  adalah  wilayah estetika dan  etika. Wilayah logika sudah biasa kita lakukan.

Tetapi kita masih merasakan betapa lemahnya dua wilayah yang terakhir tadi. Tugas kita sekarang ini, bersamaan dengan masuknya kebudayaan ke dalam lingkungan pendidikan, adalah kita  harus mengeksplorasi warisan  budaya bangsa,  di dalam eksplorasi  itu kita sekaligus melakukan konservasi sehingga tidak ada lagi warisan-warisan budaya yang karena ketidaksadaran kita sendiri kemudian diklaim atau diakui milik bangsa atau negara lain.

Sudah saatnya setiap daerah melakukan registrasi seluruh produk budaya termasuk keseniannya. Di dalam registrasi tersebut kita tidak hanya menampilkan nama dari jenis produk kesenian itu, tetapi sekaligus juga diulas tentang sejarah, dan nilai pesan moral dari setiap produk budaya itu. Kalau kita bisa melakukan registrasi setiap produk-produk budaya termasuk kesenian di setiap daerah yang akhirnya bermuara pada registrasi secara nasional, maka dengan begitu kita memiliki daftar kekayaan budaya yang sangat luar biasa.

Apa yang sekarang sedang diramaikan yaitu tari Tor Tor yang diakui atau diklaim oleh tetangga kita, pada dasarnya adalah bagian dialog budaya yang harus kita lakukan. Kalau produk kita diperagakan oleh negara lain, itu adalah hal yang sangat positif, tetapi kalau itu diakui oleh negara atau bangsa lain, tunggu dulu, kita harus jelaskan duduk perkaranya.

Muara Produk Budaya dan Kesejahteraan Para Seniman

Sekali lagi, menurut menteri, muaranya dengan konservasi produk-produk budaya tadi, dari situ kita bisa memromosikan dan mengembangkan produk budaya dan tradisi-tradisi yang sudah dikembangkan maupun modifikasi atau kreasi-kreasi baru.

Dengan demikian kekayaan kita akan semakin besar dan semakin luas dan ujung-ujungnya nanti para seniman, para sastrawan, para budayawan yang  mengandalkan produk-produk budayanya sendiri  tidak boleh  tidak mendapatkan kesejahteraan yang mamadai.

Akhirnya budaya, seni dan seterusnya haruslah kita dorong sebagai bagian dari profesi itu, sehingga dengan demikian, keberlangsungan dari pengembangan seni dan budaya akan menjadi lebih langgeng.  Fanny/Rinda/Sidik (Adv)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement