REPUBLIKA.CO.ID, Langit Mataram begitu cerah Senin (18/6) pagi itu. Kecerahan yang sama terpancar di wajah-wajah sumringah ribuan peserta dan tamu undangan yang berkumpul di lapangan Bumi Gora, kantor Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB).
Ribuan pelajar yang datang dari segala penjuru tanah air ini hadir untuk sebuah perhelatan akbar untuk pelajar se Indonesia; Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) 2012 yang di gelar di Kota Mataram.
Di deretan bangku tamu, hadir Menteri Pendidikan dan kebudayaan beserta pejabat di lingkup Kemendikbud, anggota DPR RI, Gubernur NTB, Angota DPRD NTB dan pejabat dilingkup provinsi NTB, Mendikbud Muhammad Nuh dalam sambutannya mengingatkan betapa pentingnya nilai estetika dan etika dalam dunia pendidikan yang akan menjadi penyeimbang logika, yang selama ini terkesan lebih ditonjolkan.
Nuh mengatakan, pihaknya tidak ingin hanya mencerdaskan seseorang hanya untuk pandai saja, tetapi juga peningkatan logika agar nyaman dalam berkomunikasi dan santun dalam berekspresi. Logika mengandalkan penguatan rasionalitas, etika untuk menumbuhkan kesantunan dalam berperilaku dan berinteraksi, dan estetika untuk tampakan atau ekspresikan keindahan.
"FLS2N ini untuk memperkuat ketiga wilayah itu, agar tawuran dan kekerasan yang sering dilakukan kalangan pelajar, tidak terjadi lagi. Tawuran dan kekerasan itu karena hilangnya etika dan estetika,"
ujarnya.
Mohammad Nuh juga mengatakan, bahwa pelaksanaan FLS2N yang digelar di Mataram, Nusa Tenggara Barat, juga bertujuan membentuk karakter antikorupsi. "Korupsi juga termasuk di dalamnya, karena korupsi itu akibat hilangnya etika, tidak punya sopan santun, bukan hartanya diambil juga, sehingga festival dan lomba seni ini juga terkait itu," kata Nuh.
Terpilihnya NTB sebagai tuan rumah FLS2N disambut positif Gubernur NTB, M. Zainul Majdi san seluruh masyarakat NTB. Mengingat FLS2N tahun ini bukan hanya mejadi ajang berkompetisi tetapi dinilai sangat berguna bagi pengembangan dunia pendidikan serta berguna bagi upaya memperkuat ketahanan nasional. “Dari sisi budaya kegiatan FLS2N yang diikuti pelajar dari seluruh Indonesia ini akan diwarnai budaya dari masing-masing aderah, mudah-mudahan ini bisa memperkuat ketahanan nasional kita “ kata Majdi.
Gubernur termuda di Indonesia ini berharap ajang FLS2N akan memperkuat persaudaraan dan rasa solidaritas antar pelajar dari seluruh Indonesia, dengan mengutamakan sportifitas. Mengingat festival ini akan memberikan apresiasi bagi siswa siswi yang berprestasi. “mengingat kreativitas siswa kedepan diharapkan tidak hanya pintar secara kognitif tetapi juga mampu berkreativitas dengan baik. Dan ini kesempatan yang harus disambut dengan baik” katanya.
Tarian-Tarian Pembuka Yang Energik
Selepas pemukulan gendang beleq oleh Mendikbud sebagai penanda dibukanya FLS2N 2012, tabuhan musik tradisional gendang beleq dengan puluhan sekehe (pemain musik) menyentak perhatian para hadirin. Musik tradisional Lombok dengan ciri utamanya dua buah gendang berukuran besar ini pada awalnya adalah musik pengantar para pejuang yang akan pergi berperang, belakangan musik yang sangat enerjik ini kerap digunakan sebagai musik pengantar iringan pengantin dalam tradisi nyongkolan, dan music penyambut tamu. Suara tabuhan gendang beleq seakan mengajak semua orang yang mendengarnya untuk terjaga dalam semangat untuk berkarya.
Sementara itu belasan penari berseragam tradisional dengan masing-masing mebawa tombak memainkan tarian Tandang Mendet. Tarian perang yang kerap dipentaskan dalam upacara Ngayu-ayu Tirta dan hanya ada di desa Sembalun, Lombok Timur ini, menggambarkan semangat para pejuang muda yang gagah berani, mempertahankan tanah air dari siapa saja yang ingin merebutnya.
Tak kalah enerjiknya dua orang pemuda (pepadu) menggunakan tameng dan senjata terbuat dari rotan memainkan tari peresean. Sebauat tarian yang terinspirasi dari seni bela diri masyarakat Suku Sasak di Lombok. Peresean awalnya digelar dalam rangkaian upacara minta hujan.
Dalam peresean dilambangkan keberanian para pemuda Suku Sasak bertarung uji kekuatan secara kesatria. Dalam setiap event peresean, mereka yang usai bertarung tak pernah akan menyisakan dendam kendati diantaramereka harus ada yang dinyatakan kalah atau menang. Jiwa sportif inilah yang semestinya harus terus hidup dalam jiwa anak-anak bangsa.
Terkait kayanya negeri kita dengan ragam kesenian tradisional Mendikud Muhammad Nuh mengingatkan setiap kepala daerah untuk menginventaris produk budaya lokal yang merupakan khasanah budaya bangsa. Inventarisasi produk-produk budaya dan kesenian daerah ini harus dilakukan agar tidak mudah diakui oleh bangsa lain. “Maka kita bisa mempromosikan dan mengembangkannya baik tradisi-tradisi yang sudah ada dikembangkan,” katanya.
FLS2N yang berlangsung di Mataram, 17-23 Juni 2012 itu diikuti sebanyak 3.800 orang peserta dan pendamping dari 33 provinsi di Indonesia, yang berasal dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah MenengahPertama (SMP), siswa berkebutuhan khusus atau Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (P KLK), Sekolah Menengah Atas (SMA) baik negeri maupun swasta. Tim Potensi (advertorial)