Kamis 05 Jul 2012 19:28 WIB

Profesional Muda RI di Eropa Gelar Pertemuan di Brussel

Rep: irwan kelana/ Red: Taufik Rachman
Sudut kota Brussel, Belgia
Sudut kota Brussel, Belgia

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Untuk pertama kalinya pertemuan diaspora Indonesia seluruh Eropa  digelar di Brussels, Belgia. Pertemuan pertama yang bertempat di Radisson Blu HoteL itu diprakarsai oleh Dubes RI untuk Belgia/ Uni Eropa.

"Pertemuan ini merupakan pertemuan perdana yang dihadiri lebih 100 para profesional dan peniliti Indonesia yang tersebar di berbagai negara di Eropa seperti Jerman, Perancis, Austria, Swiss, Belanda, Belgia dan Inggris," kata  Ketua Ikatan Ahli Sarjana Indonesia (IASI)  Jerman Adam Pamma dalam siaran pers yang diterima Republika, Kamis (5/7).

 

Ia menambahkan, pertemuan tersebut  diisi dengan berbagai presentasi berbagai perwakilan organisasi Indonesia yang ada di Eropa dan perusahaan Indonesia seperti PT Pertamina, PT INKA, dan Ikatan Ahli Sarjana Indonesia (IASI)  Jerman yang merupakan organisasi gabungan para profesional Indonesia dan expert Jerman serta wakil dari sejumlah perusahaan Jerman.

Adam Pamma mengemukakan, usulan tentang metoda desentralisasi ini merupakan hasil dari pembelajaran pola organisasi Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) yang demikian dinamis, tidak memiliki hirarki induk, independen, tersebar di seluruh dunia, namun memiliki sifat dan tujuan yang sama.

Lembaga itu didirikan dengan tujuan untuk menjadi  jembatan hubungan  kerja sama Indonesia-Jerman di berbagai bidang terutama alih teknologi,riset, pendidikan dan bisnis.

Adam Pamma menjelaskan, dalam perjalanannya, IASI sempat mengalami fase-fase maju. Banyak kegiatan yang diselenggarakan, seperti   simposium, seminar ilmiah, konferensi internasional, dan workshop teknologi yang bertujuan menampung ide dan gagasan ahli-ahli dan profesional indonesia di Jerman / Eropa sebagai masukan demi kemajuan bangsa Indonesia.

Sempat pudarnya aktivitas IASI pada masa lalu, kata Adam, dikarenakan IASI terlalu bergantung pada pemimpinnya. "Itu yang kita berusaha untuk hindari," tegas Adam Pamma.

Menurutnya,  IASI harus mencontoh keberhasilan pola organisasi PPI yang bersifat desentralisasi, independen, namun berhasil dalam membangun imej, bahwa PPI ada hampir di setiap kota di penjuru dunia, tidak tergantung pada satu induk organisasi "Imej  bahwa IASI ada di setiap negara, harus kita bangun dari sekarang," tutur Adam Pamma.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement
Advertisement