Senin 16 Jul 2012 11:22 WIB

Institut Seni Diharapkan Jadi Pelestari Budaya Papua

Presdir Freeport Indonesia (FI) Armando Mahler (kiri) bersama Dubes Meksiko Melba Pria (kanan) dan Konsultan FI untuk promosi dan sosialisasi seni budaya Papua ke masyarakat internasional, Dr Kal Muller (tengah) menari bersama Suku Komoro pada acara Komoro
Foto: Antara
Presdir Freeport Indonesia (FI) Armando Mahler (kiri) bersama Dubes Meksiko Melba Pria (kanan) dan Konsultan FI untuk promosi dan sosialisasi seni budaya Papua ke masyarakat internasional, Dr Kal Muller (tengah) menari bersama Suku Komoro pada acara Komoro

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan berencana mendirikan Institut Seni dan Budaya di Papua. Rencana ini disambut baik oleh masyarakat di provinsi paling timur Indonesia itu.

"Sebagai mahasiswa seni, saya sangat senang dengan adanya rencana pendirian ISBI tersebut," kata Desy salah satu mahasiwa Sekolah Tinggi Seni Papua (STSP) di Jayapura, Senin.

Menurutnya, dengan adanya institut tersebut diharapkan berbagai macam seni dan budaya Papua yang cukup terkenal hingga ke dunia internasional bisa dilindungi dan dilestarikan dengan baik.

Sehingga ke depanya anak-cucu orang Papua masih bisa melihat dan menyaksikan berbagai keberagaman suku, bahasa dan budaya Papua.

"Kalau STSP dijadikan ISBI mengapa tidak, asalkan tetap memperhatikan kami yang kuliah disitu. Selebihnya nanti itu merupkan kewenang ketua ataupun dosen STSP yang akan berbicara dengan pemerintah terkait itu," jawabnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Provinsi Papua, James Modouw, memberi apresiasi yang baik kepada rencana pemerintah pusat tersebut, dan hal itu harus dikaji lebih mendalam. Misalnya terkait kurikulum, tenaga pengajar dan lahan yang akan digunakan untuk mendirikan ISBI tersebut.

"Saya pikir keberadaan ISBI ini akan memberikan nilai lebih kepada orang Papua dan tentunya kita sambut dengan sukacita. Papua inikan memiliki kekayaan seni dan budaya yang sudah terkenal hingga manca negara dan sumber daya untuk itu juga kan masih kurang," katanya.

James berhaharap rencana tersebut secepatnya bisa terealisasi dan komunikasi untuk mengkonversi STSP menjadi ISBI juga berjalan lancar.

Belum lama ini, Rektor Indonesia Institute of The Arts atau Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar-Bali, Prof. Dr. I Wayan Rai S, MA. bersama rombongan datang ke Papua untuk membantu dan menfasilitasi pendirian Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI) di wilayah tersebut.

Prof I Wayan Rai dan rombongan bertemu dengan pemerintah provinsi Papua dan sejumlah pihak pemerhati masalah seni dan budaya Papua. Dan menyampaikan tentang kebijaksanaan dari Kemendikbud RI untuk mendirikan empat kampus ISBI disejumlah daerah di Indoensia, salah satunya di Papua.

Pada awal tahun ini, pemerintah telah berencana mendirikan ISBI di Aceh, Sumatera, Kalimantan dan Papua dan juga akan mengkonversi sejumlah Institut Seni Indonesia yang ada di Tanah Air.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement