Senin 16 Jul 2012 23:34 WIB

Di Unsri, Pendidikan Dokter dan Pertambangan Masih Terfavorit

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG - Program studi Pendidikan Dokter dan Teknik Pertambangan Universitas Sriwijaya masih terfavorit setelah menempati urutan teratas dalam jumlah pendaftar Ujian Saringan Masuk tahun 2012, kata Ketua Penerimaan Mahasiswa Baru Unsri Zulkifli Dahlan.

"Berdasarkan hasil rekapitulasi penutupan pendaftaran pada Minggu (15/7) malam diketahui bahwa Pendidikan Dokter dan Teknik Pertambangan masih terfavorit seperti tiga tahun terakhir," ujarnya di Palembang, Senin (16/7).

Ia menambahkan, peserta ujian program studi itu mencapai seribu orang lebih, kemudian urutan ketiga ditempati akutansi (Fakultas Ekonomi).

"Hal serupa juga terjadi pada Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tahun ini yang menempatkan program studi kedokteran dan teknik tambang menjadi terfavorit," katanya.

Minat tinggi pada dua jurusan itu karena diimbangi kualitas dari Unsri diantara jajaran perguruan tinggi di Indonesia.

"Fakultas Kedokteran Unsri bisa dikatakan salah satu terbaik di Indonesia karena para alumni mampu membuktikan diri, sementara program studi tenik pertambangan tidak banyak di Indonesia sehingga pilihan akan jatuh ke Unsri, khususnya bagi lulusan yang berdomisili di Sumatera," bebernya.

Selain itu, ketertarikan pada profesi dokter karena menjanjikan suatu kemapanan hidup. Demikian pula dengan Teknik Pertambangan yang akhir-akhir ini cukup bergengsi di kalangan pelajar karena sejumlah perusahaan energi internasional berdiri di Indonesia.

"Pada era tahun 90-an, bisa dikatakan teknik pertambangan yang paling rendah peminatnya. Namun, belakangan justru tertinggi dan melebihi jurusan seperti Teknik Elektro," katanya.

Ujian Saringan Masuk ini menjadi alternatif terakhir para lulusan SMA untuk mengenyam pendidikan setara universitas negeri terutama bagi lulusan yang berdomisili di Sumsel.

Unsri beserta perguruan tinggi negeri lainnya menggelar ujian mandiri karena telah berkembang menjadi institusi pendidikan Badan Usaha Milik Negera. Para mahasiswa itu akan kuliah di Kampus Unsri Bukit Besar, sementara untuk lulusan SNMPTN difokuskan di Inderalaya, Ogan Ilir.

"Memang biayanya relatif besar bagi mahasiswa yang kuliah di Kampus Bukit Besar, sebagai gambaran untuk Fakultas Kedokteran pada tahap awal dikenai biaya Rp69 juta sementara untuk kelas reguler di Inderalaya hanya Rp 24 juta," tuturnya.

Meski biaya yang ditawarkan terbilang tinggi namun peminat Ujian Saringan Masuk itu tetap tinggi karena para lulusan SMA menginginkan kuliah di universitas negeri.

"Total pendaftar mencapai 5.509 orang, sementara kuota tahun ini hanya 1.722 orang. Artinya, meski ujian mandiri tapi para peserta harus berjuang keras untuk masuk Unsri," katanya.

Para peserta USM itu dijadwalkan mengikuti ujian di lingkungan Kampus Bukit Besar, Selasa (17/7), untuk kelompok IPA dari SLTA ke Strata 1.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement