REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Tim panitia Ujian Masuk Bersama Mandiri Universitas Andalas (Unand) Padang, mengungkap adanya praktik perjokian dalam pelaksanaan ujian tulis masuk jalur nonreguler.
Wakil Rektor I Universitas Andalas Febrian Anas Ismail di Padang, Rabu (18/7), mengatakan terungkapnya praktik perjokian tersebut berkat kejelian tim panitia yang curiga terhadap beberapa orang peserta ujian.
"Berkat kejelian tim panitia, praktik perjokian tersebut dapat terungkap, setelah diinterogasi peserta ujian yang diduga sebagai joki ujian tersebut mengakui perbuatannya," kata Febrian.
Dia menambahkan, setelah diinterogasi tim panitia, kemudian dikembangkan, peserta ujian yang diduga sebagai joki tersebut dibawa ke Mapolresta Padang, dan polisi yang akan menindaklanjuti dan mengungkap jika ada jaringannya.
Peserta ujian diduga sebagai joki yang diamankan ke Mapolresta Padang tersebut adalah seorang perempuan dengan inisial FSS (18) dan seorang laki-laki berinisial AF (19). Kedua orang ini masih diperiksa di ruang penjagaan Polresta Padang.
Dari informasi di lapangan, terungkapnya praktik perjokian tersebut berawal dari kecurigaan pengawas ujian terhadap salah seorang peserta yang minta izin ke luar rungan untuk ke toilet.
Karena dicurigai, panitia mengikutinya dan ditemukan telepon genggam yang berisi kunci jawaban mata pelajaran yang diujikan. Saat tertangkap, orang yang diduga sebagai pelaku perjokian tersebut, tengah mengikuti ujian ilmu kemampuan dasar untuk masuk ke Fakultas Kedokteran Unand di jalur mandiri.
Sehubungan dengan itu, pengakuan dua tersangka di depan penyidik Polresta Padang, mereka menjadi joki bukan sekarang saja. Pada penerimaan mahasiswa baru tahun sebelumnya juga pernah melakukan hal yang sama. Mereka diberi imbalan Rp 4 juta untuk satu calon mahasiswa.
Dua tersangka mengaku melakukan perjokian tersebut atas perintah seseorang berinisial IP (20) yang juga mahasiswa di perguruan tinggi tersebut. "Kita ingin jika memang ada jaringanya pihak kepolisian dapat membongkar tuntas. Jika butuh data mahasiswa tersebut kita akan membantunya," kata Febrian.
Sementara itu, pihak kepolisian setempat mengakui adanya laporan tersebut, yang saat ini masih dilakukan pengembangan terhadap kemungkinan adanya jaringan perjokian.