Kamis 26 Jul 2012 21:24 WIB

Banyak Siswa Madrasah tak Bisa Baca Al-Quran

Pemuda Muslim Tajikistan belajar agama dan Al Quran di sebuah masjid.
Foto: WeaselZipper
Pemuda Muslim Tajikistan belajar agama dan Al Quran di sebuah masjid.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Menyekolahkan anak di sekolah berbasis pendidikan agama Islam tidak menjamin sepenuhnya sang anak bisa membaca Al-Quran. Hal itu terjadi pada banyak siswa sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah Kabupaten Lombok Timur.

"Sedikitnya 50 persen dari ratusan ribu siswa SD dan MI di Lombok Timur belum bisa membaca Al Quran," ungkap Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, HM Zubaidi, Kamis.

Zubaidi menyatakan, masalah ini mendapat perhatian serius dan pihaknya bersama sekolah akan bersama-sama mencari solusi.

 

"Kami dan pihak sekolah akan bersama-sama mencari solusinya agar mereka mampu membaca Al-Quran," ujarnya.

Salah satu solusinya, lanjut Zubaidi, dengan mewajibkan kepada siswa SD/MI yang tamat untuk bisa membaca Al-Quran sebagai syarat menebus ijazah maupun surat tanda tamat belajar (STTB).

"Ini harus menjadi perhatian masing-masing sekolah untuk memberikan penekanan kepada siswanya agar lebih rajin belajar membaca Al Quran," ujarnya.

Tidak hanya pada siswa, guru-guru di masing sekolah juga akan lebih difungsikan, terutama mengenai teknik yang cepat untuk bisa membaca Al-Quran.

Kebijakan untuk menebus ijazah dan STTB bagi siswa SD/MI dengan membaca Al Quran tersebut akan mulai diberlakukan tahun ajaran 2012/2013. Kebijakan itu akan dituangkan dalam surat edaran dari Bupati Lombok Timur agar bisa dilaksanakan oleh semua kepala sekolah SD/MI di daerah ini.

"Jangankan siswa SD/MI yang belum bisa membaca Al Quran, juga banyak siswa SMP/MTs, SMA/MA dan SMK," kata Zubaidi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement