Senin 13 Aug 2012 21:14 WIB

Mahasiswa Australia Tertarik Kaji Politik Islam di Indonesia

Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Luthfi Hasan Ishaq, menyampaikan pidato politiknya pada pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) PKS di Hotel Grand Pasundan, Kota Bandung, Jumat (3/2).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Luthfi Hasan Ishaq, menyampaikan pidato politiknya pada pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) PKS di Hotel Grand Pasundan, Kota Bandung, Jumat (3/2).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Meski sebagian Barat memandang miring Islam, ada pula yang tertarik untuk mengkaji agama ini. Seorang mahasiswa Australia yang tergabung dalam Australian Corsortium for In-Country Indonesia Studies (ACICIS) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Thomas Power berkeinginan meneliti perkembangan politik Islam di Indonesia.

Thomas Power, mahasiswa dari University of Queensland Australia, Senin (13/8), mengatakan, untuk mendukung penelitiannya itu ia akan meneliti Partai Keadilan sejahtera (PKS) Kota Malang. "Untuk mendukung hasil penelitian kami tentang perkembangan politik Islam dan radikalisme ini, kami akan meneliti PKS yang identik dengan partai politik (parpol) Islam," katanya disela-sela kuliah perdana angkatan ke-35 ACICIS di UMM yang dirangkai dengan buka bersama.

Selain Thomas Power, ada sepuluh mahasiswa lain dari berbagai universitas di Australia yang akan meneliti berbagai topik. Para mahasiswa yang tergabung dalam ACICIS itu akan melakukan penelitian selama satu semester.

Sementara itu, Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri UMM Suparto mengatakan, setelah mereka menyelesaikan penelitiannya, dalam presentasinya nanti mereka juga diwajibkan menggunakan bahasa Indonesia.

Menurut dia, kesebelas mahasiswa yang bergabung dengan ACICIS UMM tahun ini merupakan angkatan ke-35 sepanjang 17 tahun program tersebut dibuka. Saat ini, sudah lebih dari 234 alumnus ACICIS yang saat ini tersedar di seluruh penjuru dunia dan menekuni berbagai bidang profesi.

"Sebagian besar alumni memang bekerja di bidang pemerintahan, LSM, dan hukum. Dan, alumni ACICIS ini tidak murni dari Australia, tetapi juga dari berbagai negara di belahan dunia ini, seperti Amerika, Venezuela, Pakistan, Inggris, dan Polandia," ujarnya.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement