REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Hingga saat ini Universitas Padjadjaran (Unpad) menyatakan belum bisa memenuhi kuota bidik misi sejumlah 900 orang. Menurut Wakil Rektor Bidang Pembelajaran dan Kemahasiswaan Unpad, Engkus Koeswarno, hanya ada 484 mahasiswa bidik misi yang disetujui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemendikbud.
"Verifikasi masih berjalan terus. Kemarin kami sudah memverifikasi 600 orang dan sudah dikirim ke Dikti untuk penentuannya. Tapi yang disetujui hanya 484 orang," jelasnya saat ditemui di Kampus Unpad Dipati Ukur, Kamis (30/8).
Kesulitan memenuhi kuota bidik misi, kata Engkus, disebabkan karena Unpad tetap mempertahankan standar kualitas akademik dan verifikasi yang cukup ketat dalam pengecekan calon mahasiswa bidik misi. "Kami menurunkan tim survei untuk melakukan pengecekan secara langsung ke rumah calon mahasiswa bidik misi," tuturnya.
Unpad sendiri, ucap Engkus, sudah melapor kepada Ditjen Dikti bahwa untuk mencapai target 900 mahasiswa bidik misi tidak bisa terkejar. "Mereka cukup mengerti karena memang argumentasi kami kuat," sebutnya.
Engkus mengakui cukup sulit untuk menemukan calon mahasiswa tidak mampu tapi pintar sehingga penyaringan bidik misi ini menjadi tersendat. "Ada juga yang sudah mengajukan bidik misi namun akhirnya mengundurkan diri. Hal itu terjadi karena ketika waktu penyambutan calon mahasiswa bidik misi, Pak Rektor sempat menyatakan bahwa bidik misi memang diperuntukkan hanya untuk golongan yang tidak mampu atau benar-benar miskin," tegasnya.
Untuk menutupi kekurangan bidik misi, lanjut Engkus, Unpad melakukan kebijakan 'affirmative action' melalui majelis rektor dengan menerima sebanyak 15 calon mahasiswa dari Papua dan Papua Barat. "Yang terseleksi dari Pemda Papua dan Papua Barat ada 800 orang yang tersebar di 32 perguruan tinggi. Unpad kebagian jatah 15 orang," paparnya.
Tes penerimaan calon mahasiswa dari Papua, tambah Engkus, dilakukan tersendiri diluar ujian SNMPTN dan tentu saja tingkat kesulitannya lebih rendah dibanding SNMPTN.
"Mereka umumnya tertarik di jurusan ekonomi, pertanian, teknik, dan kedokteran. Untuk kedokteran sendiri yang diterima Unpad ada empat orang dan akuntansi satu orang, sedang untuk data yang lainnya saya harus lihat catatan dulu," imbuhnya.
Engkus menyatakan para mahasiswa asal Papua ini juga akan diberi biaya kuliah sebesar Rp 6 juta per semester selama 4 tahun dan biaya hidup sebesar Rp 600 ribu per bulan. "Sama dengan peserta bidik misi lainnya," tandasnya.