REPUBLIKA.CO.ID,DENPASAR - Pelajaran bahasa Inggris di sekolah dinilai kurang efektif, karena lebih menekankan aspek tata bahasa atau grammernya. Karena itu menurut Dirjen Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hamid Muhammad PhD, pelajaran bahasa Inggris di sekolah akan diubah orientasinya.
"Kita akan arahkan pada aspek penguasaan keterampilan dan kemampuan berbahasa Inggris, baik secara lisan maupun tulisan," kata Muhammad di Denpasar, Bali, Sabtu malam (22/9).
Seusai membuka acara Youth Speak Fun Day, Muhammad mengatakan, lantaran lebih berorientasi pada penguasaan tata bahasa, anak-anak jadi kurang terlatih dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris. Padahal kemampuan dan keberanian dalam berbicara bahasa Inggris, merupakan hal lebih penting.
Adapun langkah awal dalam mengubah orientasi pelajaran bahasa Inggris di sekolah, yakni meningatkan kemampuan para gurunya. Selain memberikan pelatihan-pelatihan kepada para guru, menurut Muhammad, mereka juga akan diberikan kesempatan belajar mengajar bahasa Inggris selama satu atau dua semester, yang dibiayai oleh pemerintah. "Tapi kalau mereka bisa memenuhi persyaratan, akan dibiayai juga kuliah ereka ke jenjang S2.
Menurut Muhammad, di era globalisas, kemahiran berbahasa asing, khusunya bahasa Inggris adalah faktor kunci bagi pemuda Indonesia untk bisa berkompetisi di panggung internasional. Bahasa Inggris sebutnya, merupakan pintu atau jendela untuk masuk dalam pergaulan internasional. "Dengan kemampuan berbahasa Inggris, berarti telah meningkatkan daya saing generasi muda Indonesia di luar negeri," katanya.
Acara Youth Speak Fun Day, merupakan kegiatan yang memberikan ruang bagi generasi muda, khususnya pelajar SMA sederajat dalam berekspresi, salah satunya menunjukkan keampuan mereka dalam berbahasa Inggris. Karena itu sebut Muhamad, dalam ajang Youth Speak Fun Day, digelar lomba debat berbahasa Inggris.