Kamis 04 Oct 2012 01:16 WIB

SD hanya Enam Mata Pelajaran Saja

Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Musliar Kasim
Foto: Antarafoto
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Musliar Kasim

REPUBLIKA.CO.ID,BANJARMASIN--Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Musliar Kasim mengatakan kurikulum pendidikan sekolah dasar akan segera diubah menjadi hanya enam mata pelajaran sehingga tidak terlalu memberatkan pelajar.

Menurut Musliar usai acara nonton film inspiratif bersama ratusan siswa dan guru di Banjarmasin, Rabu, saat ini kurikulum pendidikan SD sangat luas dan cukup banyak, sehingga pendidikan menjadi tidak fokus atau seakan kehilangan arah.

Selain itu, kata dia, siswa SD juga menjadi sangat terbebani dengan berbagai mata pelajaran yang cukup banyak, sehingga banyak kehilangan kesempatan untuk mengenali nilai-nilai lingkungan yang ada.

"Saya pernah mendapatkan masukan dari salah seorang tokoh nasional bahwa cucunya yang masih SD setiap berangkat sekolah harus membawa buku satu koper, karena banyaknya mata pelajaran yang harus mereka terima," katanya.

Padahal, kata dia, mata pelajaran tersebut belum tentu sesuai dengan kebutuhan pendidikan untuk siswa setingkat sekolah dasar.

Dengan demikian, kata dia, saat ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sedang menyusun kurikulum baru dengan menyederhanakan kurikulum yang ada menjadi hanya enam mata pelajaran, yaitu Agama, Pendidikan Pancasila, Bahasa Indonesia, Matematika dan Seni Budaya serta olahraga dan kesehatan.

Dengan dimasukkannya seni budaya menjadi mata pelajaran di sekolah, diharapkan nilai-nilai budaya yang sempat berkurang kembali bisa dimaknai oleh para pelajar sehingga mereka bisa mendapatkan nilai budi pekerti yang lebih baik.

Selain itu, kata dia, kini juga sedang disusun kurikulum yang lebih menyenangkan dan bersifat terapan, sehingga anak-anak tidak lagi merasa bosan untuk belajar, karena cara menyampaikan mata pelajaran yang tidak menyenangkan.

"Banyak anak-anak, ketika gurunya tidak masuk sekolah justru senang, karena mereka terbebas dari tugas belajar, maka ke depan sistem ini harus dibalik, anak-anak harus senang belajar," katnaya.

Menurut dia, perubahan lainnya, yaitu sistem pembelajaran juga akan dilaksanakan secara sistematis dan terintegrasi, sehingga antara pelajaran satu dengan yang lainnya bisa saling mendukung dan saling berkaitan.

Kalau saat ini, kata dia, setiap mata pelajaran seakan berdiri sendiri dan tidak saling berkaitan, sehingga arah pendidikan menjadi kurang jelas.

Pernyataan Wamen tersebut menjawab pertanyaan tentang indikasi yang terjadi saat ini terhadap generasi muda, dimana hampir setiap saat tawuran antar pelajar terjadi di beberapa daerah.

Salah satu penyebabnya yaitu, mulai lunturnya nilai-nilai budaya bangsa, sehingga memasukkan mata pelajaran budaya di sekolah bisa mengurangi degradasi karakter bangsa yang kini mulai tergerus.

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement