REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasca-tawuran antar SMAN 70 dengan SMAN 6, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tengah merancang sebuah aturan yang tegas. Di antaranya adalah dengan memberikan skor terhadap perilaku anak. Hal itu disampaikan Wakil Mendikbud, Musliar Kasim.
"Kalau umpamanya dia meninju kawan sekelasnya, skornya berapa. Itu akan diakumulasi terus," kata Musliar Kasim saat menghadiri pembukaan Training ESQ Damai SMA 70 & SMA 6 di Jakarta, Kamis (11/10).
Jika anak didik sudah mempunyai poin atau skor perilaku yang tinggi, menurut dia, maka harus dikeluarkan dari sekolah. Sehingga akan ada upaya oleh mereka untuk menahan diri. "Intinya tiap sekolah harus membuat aturan yang tegas agar anak-anak tidak melakukan kekerasan," ujar Musliar.
Selama ini, lanjut dia, pemerintah lebih fokus kepada pengetahuan dan keterampilan dengan melupakan segi perilakunya. Maka dalam penataan kurikulum ke depan pemerintah akan mengurangi jumlah mata pelajaran sehingga pelajaran moral bisa diberikan lebih banyak mulai dari tingkat Sekolah Dasar. "Selama ini anak lebih banyak dibebani dengan pekerjaan kognitifnya," kata dia.
Musliar menjelaskan, pada hari ini dilakukan pelatihan dengan membaurkan kedua sekolah. "Diharapkan nantinya dengan mereka membaur dalam mengikuti training dpt meredakan suasana yang selama ini tegang," katanya.
Training diselenggarakan selama dua hari sejak 11-12 Oktober 2012 bertempat di Granada Ballroom Menara 165 Jln. Simatupang Jakarta Selatan. Pelatihan akan dilakukan secara bertahap. Pelatihan ini bertujuan untuk mengasah kecerdasan emosional dan spiritual.