Sabtu 13 Oct 2012 13:03 WIB

'Pesantren Bukan Tempat Tumbuh Radikalisme'

Seni kaligrafi adalah salah satu kegiatan yang biasa diajarkan kepada para santri pondok pesantren (ilustrasi).
Foto: Antara/Syaiful Arif
Seni kaligrafi adalah salah satu kegiatan yang biasa diajarkan kepada para santri pondok pesantren (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Pesantren bukanlah lembaga pendidikan yang erat kaitannya dengan penebaran radikalisme. Pernyataan itu ditegaskan Menteri Kordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra) Agung Laksono.

Kesan pesantren yang selama ini dikaitkan dengan lembaga penebar radikalisme oleh sejumlah pihak harus dihilangkan, kata Agung usai memberikan bantuan bagi sejumlah pesantren di Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (13/10).

Cara menghilangkan kesan tersebut tentu dengan membuktikan bahwa lulusan pesantren merupakan generasi yang berkualitas menerima keberagaman, moderat, menerima kemajemukan dan bahkan lebih baik dibandingkan lulusan lain," katanya.

Agung juga mengatakan, keberadaan pesantren sangat diperlukan sebagai lembaga yang tidak hanya mengajarkan tentang kurikulum nasional melainkan juga pendidikan agama. "Dengan demikian kita bisa mencetak lulusan yang tidak hanya berkualitas di bidang pendidikan formal, tapi juga memiliki moral dan karakter yang kuat," katanya.

Untuk itu, Agung mengatakan pemerintah terus mendorong eksistensi pesantren agar dapat terus berkiprah secara positif bagi masyarakat. "Salah satu bentuk perhatian pemerintah adalah dengan menjalin komunikasi secara intensif dengan para pimpinan pesantren dan juga memberikan bantuan yang dibutuhkan untuk kelancaran proses belajar mengajar," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement