REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana pemerintah akan meniadakan mata pelajaran Bahasa Inggris untuk sekolah dasar disambut baik.
"Hal tersebut sebuah kebijakan yang tepat agar fokus pada pembudayaan Bahasa Indonesia sejak sekolah dasar (SD)," ungkap Anggota Komisi X DPR Rohmani, Rabu.
Ia mengemukakan, selama ini, kondisi tersebut--fokus pembudayaan bahasa Indonesia perlu digiatkan--menjadi keresahan bersama.
Menurut dia, perubahan tersebut menjadi hal yang positif untuk menanamkan nilai nasionalisme kepada anak didik. "Bahasa Indonesia bisa menjadi perekat kebangsaan terhadap anak-anak sejak dini," katanya.
Menurut dia, bahasa Indonesia jangan dipandang sebagai pengetahuan tata bahasa semata. Namun, bahasa Indonesia mesti menjadi media pembelajaran akan kekayaan budaya bangsa, terutama pembelajaran sastra.
"Bahasa dan sastra tidak bisa dilepas. Dahulu itu satu paket pembelajaran di sekolah. Bahasa dan sastra adalah roh dari sebuah peradaban bangsa. Kita tahu, bangsa ini sangat kaya dengan bahasa dan sastra," kata anggota Fraksi PKS DPR itu.
Ia juga mengatakan bahwa pendidikan bahasa menjadi sarana penguatan karakter anak didik.
"Pendidikan bahasa Indonesia memiliki banyak manfaat bagi anak didik. Meniadakan pendidikan bahasa Inggris di sekolah dasar berarti memberikan kesempatan untuk memperdalam pemaknaan bahasa dan kebudayaan bangsa," demikian Rohmani.