Sabtu 17 Apr 2010 04:46 WIB

Mendiknas: Jika Terbukti Plagiat, Beri Sanksi Tegas

Rep: Anissa Mutia/ Red: Endro Yuwanto
Mendiknas M Nuh
Mendiknas M Nuh

JAKARTA--Terkait kasus plagiat yang terjadi di Institut Teknologi Bandung (ITB), Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas), Mohammad Nuh, menyerahkan kepada ITB untuk mengurus masalah tersebut. Namun demikian, Mendiknas mengatakan, jika terbukti, sanksi berat seperti pencabutan gelar sampai pemecatan dari pegawai negeri sipil (PNS) perlu dilakukan.

''Saya sebenarnya belum tahu persis intinya di mana dan siapa saja yang lakukan plagiasi. Tapi karena ini bertentangan dengan prinsip etika akademik, maka yang telah terbukti ya sanksinya jelas dicabut gelar atau PNS-nya,'' ujar Mendiknas, Jumat (16/4).

Tapi, kata Mendiknas, bukan berarti semua diurusi Kementerian Pendidikan Nasional. Pihaknya, lanjut dia, memberikan otonomi ke perguruan tinggi, salah satu otonominya persoalan akademik. ''Kami beri keleluasaan untuk lakukan penilaian, dan di sana juga sudah ada komisi akademik yang akan menilai. Posisi pemerintah memperkuat penilaian perguraun tinggi saja,'' jelasnya.

Kasus plagiatisme kembali mencuat, berdasarkan informasi yang didapat dari situs Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE). Asosiasi dari para ilmuwan teknik elektro dan teknologi informasi itu melaporkan bahwa Mohammad Zuliansyah, seorang doktor ITB, dinyatakan melanggar prinsip publikasi IEEE karena telah menyalin lengkap sebuah makalah lain tanpa menyebut sumber.

Dalam situs IEEE dikatakan, setelah berhati-hati dan mempertimbangkan penelaahan atas isi dan penulis makalah ini, maka makalah ini dianggap melanggar Prinsip IEEE. Makalah ini berisi duplikasi lengkap yang dikutip dari teks aslinya atau disalin tanpa atribusi.

Makalah berjudul '3D Topological Relations for 3D Spatial Analysis' yang dibuat Zuliansyah itulah yang disebut IEEE seluruhnya menduplikasi makalah lain, On 3D Topological Relationships yang ditulis Siyka Zlatanova.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement