REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pemerintah kini sedang giat membangun SMP Terbuka. Ini bertujuan untuk menampung siswa miskin yang belum terjangkau pendidikan.
Kurikulum yang sekarang berlaku adalah kurikulum berbasis kompetensi (KBK)yang mengacu pada kompetensi dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL), dan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Para siswa miskin di SMP Terbuka belajar secara mandiri di tempat kegiatan belajar (TKB) dengan didampingi oleh guru pamong atau belajar di rumah masing-masing. Sementara pelajaran tatap muka diadakan sebanyak 2 atau tiga kali pertemuan dalam seminggu.
''SMP Terbuka mendidik siswa ketika lulus bisa berkarya dan mandiri,'' ujar Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Suyanto, saat pidato kegiatan Lomba Motivasi Belajar Mandiri (LOMOJARI) di Kantor Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), Senin (26/7).
Berdasarkan dari data Kemendiknas, pada awal tahun pelajaran 2010/2011 SMP Terbuka yang telah tercatat sebanyak 2.111 sekolah, dengan tempat kegiatan belajar (TKB) sebanyak 7.413 lokasi. Keseluruhan siswa yang belajar di SMP Terbuka sebanyak 248.432 orang, terdiri atas 67.711 orang kelas VII, 78.271 orang kelas VIII, dan 102.450 orang kelas IX. ''Mereka dilayani oleh 26.248 guru bina di sekolah induk dan 15.221 guru pamong,'' jelas Suyanto.
Suyanto mengatakan, selama lima tahun masa percepatan penuntasan Program Wajib Belajar Sembilan Tahun, diharapkan 50 ribu anak usia 13–15 tahun dapat tertampung di setiap tahun ajaran. ''Upaya tersebut harus ditangani secara sungguh-sungguh oleh Kemendiknas dan pemerintah daerah,'' tegasnya.