REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mulai mempersiapkan insinyur-insinyur masa depan yang dibutuhkan untuk menghadapi persaingan global menggunakan sistem Conceive-Design-Implement-Operate (CDIO)
Dekan Fakultas Teknik (FT) UMY Drs. Sudarisman Msc.Ph.D pihaknya telah menggelar workshop mengenai CDIO bersama-sama dengan Singapore Polytechnic International (SPI) , Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) yang disponsori oleh Temasek Foundation (TF).
Sudarisman menjelaskan bahwa CDIO merupakan sistem pembelajaran yang menekankan pada ilmu-ilmu dasar keteknikan yang disajikan dalam kondisi nyata di lapangan untuk menciptakan suatu sistem atau produk . “Selama ini mahasiswa hanya diajarkan untuk menyelesaikan kasus secara individu, padahal dalam dunia nyata nantinya kita akan bekerja dengan beberapa orang untuk menyelesaikan satu kasus,” jelasnya
Ditambahkan bahwa sistem pembelajaran model CDIO akan menambah rasa percaya diri lulusan Teknik ketika nanti terjun kedalam masyarakat luas. “CDIO akan membekali mahasiswa sebuah kemampuan untuk menyelesaikan masalah baik secara individu maupun kelompok, terutama dalam menghadapi berlakunya ASEAN Economic Community (AEC) yang artinya tidak akan ada lagi batas perpindahan tenaga ahli antar Negara,” paparnya.
CDIO sebenarnya sama seperti Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang selama ini di pakai di Indonesia. “ perbedaan dari sistem KBK yang selama ini dipakai, CDIO lebih bersifat Internasional dan nantinya lulusannya pun akan mendapatkan pengakuan Internasional,” paparnya.
Sudarisman mengungkapkan bahwa dengan mengadopsi CDIO, menjadikan lulusan Teknik bisa lebih terarah. “ Dengan perbaikan sistem yang ada di Indonesia, para Insinyur di Indonesia mampu bersaing dengan insinyur dari luar negeri karena memiliki Soft Skill yang sama,” kata Sudarisman.