REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- HIV/AIDS menjadi salah satu virus dan wabah penyakit mematikan di dunia. Maka dari itu, penanggulangan dan pencegahan terhadap HIV/AIDS tidak lagi menjadi tanggung jawab pemerintah sepenuhnya, namun juga setiap lapisan masyarakat termasuk pelajar dan mahasiswa.
Sadar akan hal tersebut, Mahasiswa AIESEC Universitas Indonesia kembali "memainkan" perannya dengan menggelar seminar bertajuk “HIV AIDS Project Based on Exchange: Indonesia Unites Against HIV AIDS” ( HIV AIDS PboX).
Seminar yang digelar sejak akhir Januari hingga Februari 2013 ini melibatkan siswa-siswi SMA di Jakarta. Mereka diberi pengetahuan akan bahaya dan cara penyebaran HIV/AIDS. Dari sini para pelajar diharapkan terbentuk kesadaran serta kepedulian untuk berbagi informasi yang didapat ke lingkungan tempat mereka berada.
Siswa/i yang menjadi peserta adalah pelajar dari SMA Al-Azhar Pusat, SMA Negeri 39 Jakarta, SMA Negeri 71 Jakarta, SMK Negeri 22 Jakarta, SMK Negeri 37 Jakarta, SMK Negeri 59 Jakarta, dan SMK Negeri 27 Jakarta.
Dalam Opening Ceremony yang digelar (28/1) lalu, digelar sebuah talkshow berjudul "HIV AIDS Prevention and Making Friends with People Living With HIV AIDS". Seminar itu menghadirkan dua narasumber dari Yayasan Kotex Mandiri Learning Partner HIV AIDS PboX, Yudi Syahendra dan Vilda Widari.
Yudi dan Vilda berbagi pengalaman mereka sebagai orang yang hidup dengan HIV/AIDS. Selain berbagi akan bahaya dari HIV/AIDS, kehadiran mereka juga bertujuan untuk memperlihatkan bahwa seseorang yang terinfeksi tetap dapat hidup dan beraktifitas seperti manusia normal pada umumnya.
Tahun ini, HIV AIDS PBoX juga mendatangkan Exchange Participant AIESEC dari negara lain untuk memberikan training dan membimbing pelajar SMA dalam membuat Mini Project tentang HIV AIDS yang nantinya akan dilombakan.
Exchange Participant (EP) yang terlibat adalah Alessandro Simão Silva (Brazil), Anna Margriet de Kort (Belanda), Evgeny Bazarkin (Russia), Siraj Memon (Pakistan), Payson Xie (China), and Ada Chen (China).