REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Universitas Negeri Yogyakarta dan USAID Prioritizing Reform Innovation and Opportunities for Reaching Indonesia's Teachers, Administration and Students (PRIORITAS) menjalin kerja sama dalam program peningkatan akses pendidikan dasar berkualitas.
"Fokus program itu adalah membuat pembelajaran di SD/MI dan SMP/MTs menjadi lebih menarik dan relevan, sedangkan manajemen sekolah menjadi lebih partisipatif, akuntabel, dan terfokus pada peningkatan pembelajaran," kata Direktur USAID PRIORITAS Jakarta Stuart Weston di Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia pada penandatanganan nota kesepahaman UNY-USAID PRIORITAS, prinsip kerja institusinya adalah memberikan bantuan teknis, bukan bantuan dana, dan terfokus pada perubahan dengan banyak berpraktik.
"Kami merencanakan dan melaksanakan kegiatan bersama Pemda dan LPTK serta memberdayakan lembaga dan daerah supaya dapat mandiri, misalnya dengan melatih fasilitator daerah dan menciptakan contoh yang baik di sekolah," katanya.
Ia mengatakan USAID PRIORITAS memiliki tiga komponen yakni meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah melalui pelatihan guru pra dan dalam jabatan, meningkatkan tata kelola dan manajemen pendidikan serta meningkatkan koordinasi antarinstitusi pendidikan di tingkat nasional, provinsi, kabupaten, dan sekolah.
Rektor UNY Prof Dr Rochmat Wahab mengatakan pihaknya mengucapkan terima kasih pada USAID PRIORITAS karena UNY dijadikan mitra untuk pencerahan pemberdayaan praktik pendidikan dan mengawal inovasi di lapangan.
"Kami berharap USAID PRIORITAS memperluas wilayah pembelajaran di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), bukan hanya Jawa Tengah, karena UNY berada di wilayah DIY," katanya.
Kepala Kantor Internasional UNY Dr Ing Satoto Endar Nayono mengatakan kerja sama teknis dalam penyelenggaraan bantuan teknis peningkatan kualitas pembelajaran, tata layanan dan manajemen prioritas serta koordinasi antarinstitusi pendidikan melalui program itu didanai oleh USAID yang merupakan kerja sama antara pemerintah Republik Indonesia dan pemerintah Amerika Serikat.
"Kegiatan yang diselenggarakan dalam kerja sama itu meliputi 'assesment' dan 'baseline' untuk mengetahui kondisi LPTK, TOT nasional,penambahan fasilitator untuk SD/MI dan SMP/MTs, kunjungan belajar ke sekolah, dan pembentukan konsorsium LPTK," katanya.
Masduki Attamami