Selasa 19 Feb 2013 17:56 WIB

UB Buka Program Magister Kajian Kemiskinan

Universitas Brawijaya Malang
Universitas Brawijaya Malang

REPUBLIKA.CO.ID,MALANG--Universitas Brawijaya dalam waktu dekat akan mencetak para ahli kajian kemiskinan melalui program magister (S2) bidang kajian kemiskinan, agar di Jawa Timur memiliki pakar tentang kemiskinan.

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Poslitik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) Prof Darsono Wisadirana, Selasa, mengatakan, mungkin Maret nanti program magister tersebut diluncurkan.

"Pada semester genap tahun akademik 2012-2013 ini program studi magister kajian kemiskinan tersebut sudah kami buka. "Tujuan pembukaan program ini semata-mata untuk bisa memperkecil angka kemiskinan melalui konsep ilmiah," katanya, menegaskan.

Menurut dia, untuk tahap pertama pada semester awal nanti, Pemprov Jatim akan mengirimkan pegawainya untuk studi melalui program beasiswa. Meski program magister tersebut merupakan ide dari Pemprov Jatim, UB juga tidak menutup pintu bagi masyarakat umum yang ingin memperdalam ilmu terkait kemiskinan tersebut.

Ia mengakui, proses pematangan kurikulum program magister tersebut sudah silakukan, sehingga semester genap nanti bisa direalisasikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

Lebih lanjut Darsono mengatakan, nantinya program S2 Bidang Kajian Kemiskinan akan merumuskan secara ilmiah mengenai penyebab kemiskinan dan cara pengentasannya.

"Lulusannya akan diperbantukan di Pemrov dengan target pengentasan kemiskinan. Untuk itu, pada kelas perdana atau angkatan pertama ini, kami memberikan kuota 20 orang yang seluruhnya merupakan PNS Provinsi Jatim dengan program beasiswa penuh dari gubernur," tandasnya.

Sebelumnya Rektor UB Prof Dr Yogi Sugito mengatakan, pertambahan penduduk merupakan salah satu akar dari permasalahan kemiskinan, apalagi jika tidak diimbangi dengan lapangan pekerjaan yang memadai.

Selain pertambahan penduduk yang tidak seimbang, katanya, tingkat pendidikan yang rendah juga memiliki andil meningkatnya angka kemiskinan.

"Saat ini kita menjadi bangsa yang konsumtif, bukan lagi bangsa yang produktif. Oleh karenanya, kita harus meningkatkan etos kerja dan dibukanya program studi magister kajian kemiskinan ini mampu menelaah hal-hal yang berkaitan dengan kemiskinan di Jatim," ujarnya.

Angka kemiskinan di Jatim selama beberapa tahun terakhir ini mengalami penurunan. Pada tahun 2010, angka kemiskinan turun dari 15,20 persen menjadi 14,23 persen pada tahun 2011. Sedangkan tahun ini turun menjadi 13,40 persen.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement