REPUBLIKA.CO.ID,MALANG--Universitas Brawijaya Malang bekerja sama dengan Universitas Kobe Jepang berkolaborasi untuk mengembangkan bisnis dengan menggali potensi di masing-masing negara.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (UB) Dr. Gugus Irianto, Jumat, mengemukakan bahwa rintisan pembicaraan kerja sama tersebut sejak 1,5 tahun lalu.
Namun, baru saat ini bisa direalisasikan dan itu pun baru pemaparan dan perencanaan program. "Mahasiswa kedua universitas saling memaparkan program-programnya di hadapan dosen dan mahasiswa lainnya, kemudian baru ditindaklanjuti dan dibicarakan lebih lanjut oleh kedua belah pihak," tegasnya.
Pemaparan perencanaan bisnis yang digawangi oleh para mahasiswa kedua belah pihak itu mendapatkan respons positif dari masing-masing perguruan tinggi.
Perwakilan dari Kobe University Japan Prof. Takahashi menyarankan kerja sama lebih lanjut terutama yang berkaitan dengan pariwisata yang dipaparkan oleh para mahasiswa dari Universitas Brawijaya.
"Kerja sama ini bisa seperti agen, yakni para wisatawan dari Malang yang akan berkunjung ke Kobe bisa dipercayakan pada mahasiswa Universitas Kobe. Demikian pula sebaliknya, wisatawan dari Jepang yang akan ke Malang juga dipercayakan pada mahasiswa UB," tegas Prof. Takahashi.
Mahasiswa Universitas Kobe yang memaparkan perencanaan bisnisnya di hadapan ratusan mahasiswa dan dosen UB itu sebanyak 12 orang yang dibagi menjadi empat bagian. Mereka didampingi oleh Prof. Takahashi dan asistennya Kunio.
Sementara itu, mahasiswa UB yang memaparkan perencanaan bisnisnya juga sebanyak 12 orang yang dibagi menjadi tiga kelompok. Rencana bisnis yang mereka paparkan rata-rata berkonsep wisata dengan menggali seluruh potensi yang ada di wilayah Malang Raya.
Para mahasiswa Jepang tersebut lebih banyak mengenalkan teknologi otomotif, seperti pembuatan sepeda motor merek Honda dan Yamaha yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia.
Padahal, kalau di Jepang sendiri jarang yang memiliki sepeda motor tersebut karena harga dan pajaknya relatif cukup mahal. Para pemilik sepeda motor di Jepang rata-rata hanya sebagai hobi, kata Fukumitsu.
Sesuai dengan jadwal, para mahasiswa Jepang dan pendampingnya, Sabtu (23/2) akan diajak keliling Malang untuk melihat berbagai potensi yang ada di daerah itu, di antaranya adalah industri makanan tradisional tempe di Sanan, Kota Malang.
Selain itu, juga akan diajak melihat pembuatan batik tardisional buatan tangan di Kota Batu serta proses pengolahan minuman sari apel di Agrowisata dan rekreasi di Selecta Batu.