Rabu 13 Mar 2013 17:10 WIB

PTAIN Sulit Bersaing dengan Perguruan Tinggi Lain

Rep: agus raharjo/ Red: Taufik Rachman
Menteri Agama Suryadharma Ali
Foto: Republika/Yasin Habibi
Menteri Agama Suryadharma Ali

REPUBLIKA.CO.ID,BENGKULU--Perguruaan Tinggi Agama Islam (PTAI) saat ini masih kalah bersaing dengan Perguruan Tinggi lain yang sifatnya umum. Penyebabnya, menurut Menteri Agama, Suryadharma Ali adalah masih adanya dikotomi ilmu agama dengan ilmu lainnya.

Suryadharma mengatakan lembaga pendidikan Islam harus sudah mulai melebarkan sayap untuk mengintegrasikan ilmu yang ada dalam Alquran. Lembaga pendidikan Islam jangan hanya sebagai lembaga dakwah dan keagamaan saja, namun harus mampu membaca tanda-tanda keilmuan yang ada dalam Alquran.

Sebagai kitab suci umat muslim, Alquran mengandung ajaran yang sangat komprehensif. Jadi, salah ketika Alquran hanya soal ilmu agama, tegas Suryadharma. Menurutnya, kemungkinan ada kekeliruan di masa lalu yang membuat adanya pemisahan antara ilmu agama dengan bidang ilmu lainnya.

"Jadi jangan pisahkan agama dengan ilmu lain. Semuanya berkaitan karena sumber ilmu adalah satu, Allah," kata Suryadharma saat meresmikan IAIN Bengkulu, Rabu (13/3).

Suryadharma menambahkan kelemahan inilah yang harus diselesaikan mahasiswa lembaga Islam. Mahasiswa maupun PT Agama Islam harus mampu memadukan antara tanda-tanda ilmu dalam Alquran dengan realita dunia masa kini. Agama tidak memisahkan kita dengan masyarakat dan ilmu pengetahuan.

Untuk mengejar ketertinggalan dengan PT lain itu, Kementerian Agama memberi kemudahan pada PT AI untuk alih status. Kemenag tengah merevisi syarat-syarat agar PT AI dapat alih status disesuaikan dengan kondisi sekitarnya. Hal ini juga untuk meluaskan akses pendidikan bagi masyarakat Indonesia.

Rektor IAIN, Sirajjudin mengatakan, perubahan status dari STAIN ke IAIN Bengkulu memberi mandat PT AI dapat mengintegrasikan ilmu agama dengan ilmu umum. Agar pendidikan yang diberikan pada calon sarjana dapat bersaing dengan alumni PT lain dan siap pakai di masyarakat global. Setelah berubah menjadi IAIN, rencananya Sirajjudin akan mengembangkan fakultas baru. "Dua atau tiga tahun kedepan membangun fakultas, 6 fakultas yang akan dikembangkan," kata dia.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Nur Syam mengungkapkan, saat ini Kementerian Agama memiliki 74 PTAI. Terdiri dari 6 Universitas Islam Negeri, 14 IAIN, dan 54 STAIN. Menurut Nur Syam, tantangan yang saat ini dihadapi oleh PTAI adalah masih adanya dikotomi antara ilmu agama dengan ilmu umum. Sebab itu, ilmu agama harus terintegral dengan ilmu umum dan kebutuhan saat ini.

Menjadi alih status dari STAIN ke IAIN, dari IAIN ke UIN membuat PTAI memiliki mandat lebih luas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Bagaimana lulusan PTAI langsung mampu masuk dalam dunia kerja yang dibutuhkan. Bukan hanya menguasai ilmu agama, lulusan PTAI harus mampu menguasai bidang lainnya.

"Bukan hanya ilmu agama tetapi perguruan tinggi Islam harus mengembangkan ilmu-ilmu yang terkait dengan kebutuhan masyarakat," kata Nur Syam.

Sebab itu, Ditjen Pendidikan Islam sudah menyusun penyesuaian kurikulum untuk menjawab tantangan itu. Dengan memasukkan pendidikan kewirausahaan dan program magang kerja pada tiap mahasiswa PTAI.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement