REPUBLIKA.CO.ID,MALANG--Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, menerima mahasiswa difabel lagi setelah pada 2012 sukses mengantarkan 20 mahasiswa meraih prestasi akademik dan nonakademik yang tidak kalah dengan mahasiswa biasa.
Ketua Pusat Studi dan Layanan Disabilitas (PSLD) Universitas Brawijaya (UB) Prof Sudjito, Kamis, mengatakan untuk 2013 kuota bagi mahasiswa difabel tetap 20 orang untuk berbagai program studi (prodi).
"Mekanisme penerimaan mahasiswa difabel ini juga masih sama seperti tahun lalu, yakni seleksi khusus program penyandang disabilitas (SPKPD). Dan, tahun ini adalah tahun kedua pelaksanaan SPKPD," katanya.
Ia mengakui pembukaan program tersebut adalah untuk mempercepat terwujudnya keadlian bagi penyandang disabilitas dalam mendapatkan akses pendidikan yang lebih tinggi. Ini adalah program pertama di perguruan tinggi yang ada di Tanah Air.
Selain itu, lanjutnya, juga menjadikan UB sebagai kampus pelopor pendidikan inklusi bagi penyandang disabilitas di jenjang pendidikan tinggi, dengan harapan kampus-kampus lain mengikuti jejaknya untuk menerima mahasiswa difabel.
Menyinggung fasilitas dan akses para mahasiswa difabel mengingat gedung perkuliahan di UB tidak hanya ada di lantai satu, Sudjito mengatakan tidak ada masalah sebab semua gedung baru sudah ada akses bagi mereka, bahkan mereka juga diberikan pendamping belajar.
Pendamping belajar tersebut, lanjutnya, disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa difabel. Misalnya, mahasiswa tunarungu didampingi oleh pendamping yang berbahasa isyarat dan tunanetra juga sudah disediakan komputer lengkap dengan "screen reader".