REPUBLIKA.CO.ID,BENGKULU--Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bengkulu bekerja sama dengan Universitas Bengkulu menggagas pembentukan pusat studi bencana.
"Kami sudah mulai berkoordinasi untuk pembentukan pusat studi bencana karena Bengkulu merupakan daerah rentan bencana alam," kata Kepala BPBD Provinsi Bengkulu Kolendri di Bengkulu, Senin.
Ia mengatakan pusat studi bencana tersebut akan menjadi sejenis lembaga riset aktivitas mitigasi atau pengurangan resiko bencana.
Menurutnya, pusat studi bencana terpadu merupakan salah satu upaya mitigasi yang penting dan perguruan tinggi merupakan institusi yang memiliki peran dan posisi strategis. "Perguruan tinggi memiliki peran yang penting membentuk kondisi sosial yang siaga terhadap kerentanan bencana," lanjutnya.
Tahap awal, direncakan pembentukan kampus siaga bencana dengan konsep upaya pengurangan resiko bencana berbasis kampus.
Direncanakan pada Juni 2013 Korps Sukarela (KSR) Palang Merah Indonesia Universitas Bengkulu akan menjadi tuan rumah temu bhakti KSR PMI Unit Perguruan Tinggi se-Indonesia VII bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjadi awal pembentukan kampus siaga bencana.
Kegiatan tersebut, dikatakannya, merupakan salah satu dari lima agenda penting nasional dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) selaku penyelenggara pendidikan tinggi dengan melibatkan seluruh relawan perguruan tinggi dan unsur perguruan tinggi dari seluruh Indonesia.
Inisiasi tersebut diharapkan berlanjut dengan program mitigasi bencana di Provinsi Bengkulu.
Ketua penyelenggara Temu Bhakti KSR PMI Unit Perguruan Tinggi se-Indonesia VII Agung saputra mengatakan gagasan penting BPBD tersebut dapat meningkatkan peran perguruan tinggi dalam menjalankan tri dharma perguruan tinggi.
"Karena dalam upaya mitigasi tentunya BPBD dan BNPB tentunya tidak dapat berjalan sendiri sehingga perlu dukungan penuh dari elemen penting dalam masyarakat termasuk perguruan tinggi," katanya.