REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Peminat program studi jurusan Bahasa Sunda di Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung mengalami peningkatan signifikan dibandingkan pelaksanaan SNMPTN dan SBMPTN tahun sebelumnya.
"Peminat jurusan Bahasa Sunda meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, demikian halnya jurusan lainnya yang dulu 'keropos' atau kurang peminat saat ini mengalami peningkatan peminat yang signifikan," kata Rektor Universita Padjadjaran Bandung Prof Dr Ganjar Kurnia di Bandung, Selasa.
Hal sama juga untuk Jurusan Pertanian dan Peternakan yang pada SBMPTN tahun ini mengalami peningkatan peserta dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Lima atau sepuluh tahun lalu jurusan itu peminatnya keropos namun tahun ini malah menigkat itu seperti jurusan Sastra Sunda, Pertanian, dan Peternakan," kata Ganjar.
Kasus lainnya, kata dia, jurusan Sejarah dan Antropologi yang di universitas lain sepi peminat justeru di Unpad peminatnya masih tetap tinggi.
Selain itu, jurusan baru di Unpad, yakni Teknik Geologi dan Teknik Informatika juga langsung diserbu oleh pendaftar melalui jalur SBMPTN 2013.
"Jumlah peminat ke jurusan yang masih baru berdiri itu langsung melesat. Yang jelas hampir semua program studi setiap tahun meningkat pendaftarnya," katanya.
Lebih lanjut, Ganjar menyebutkan, pada tahun ajaran 2013 ini Unpad tidak melakukan seleksi mahasiswa mandiri namun hanya menggunakan jalur SNMPTN dan SBMPTN.
"Khusus ujian mandiri Unpad hanya SBMPTN dan itu diperbolehkan peraturan Menteri yang penting berkuota 40 persen dari seluruh jalur penerimaan mahasiswa," katanya.
Sementara itu Fakultas Kedokteran Unpad merupakan prodi yang paling diminati. Pada SBMPTN 2013 terdapat 6.000-an pendaftar yang mengantre untuk bisa diterima di fakultas kedokteran.
"Fakultas Kedokteran kini hanya menampung 50 orang saja namun peminat SBMPTN nya mencapai angka enam ribuan artinya itu 1:120," kata pria berkumis itu.
Selain Fakultas Kedokteran, fakultas lainnya yang menjadi favorit adalah Fakultas Komunikasi, Akuntansi, Manajemen, Teknik Geologi dan Farmasi.
Ikuti Whatsapp Channel Republika