REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sejumlah mahasiswa yang menamakan diri Koalisi Aksi Mahasiswa Pemberantas Korupsi (KAMPAK) berdemo di Kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Setiabudi Bandung, Senin (22/7).
Mereka menuntut pihak rektorat untuk membersihkan UPI dari praktik Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN). Kordinator Lapangan Aksi KAMPAK Taufik Sugih Sudjana mengatakan, dugaan praktik KKN yang melibatkan pihak rektorat harus diusut tuntas.
"Jika tidak ditindaklanjuti, kami akan melakukan aksi besar-besaran dan melaporkan dugaan korupsi ini ke ICW," ujar dia.
Sebelumnya, Inspektorat Jenderal dan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan datang ke Kampus UPI untuk menindaklanjuti laporan tim investigasi Gerakan Penyelamatan UPI terhadap pihak rektorat UPI.
Meski demikian, Kepala Bagian Humas UPI Suwatno Fakhrudin menyangkal pemeriksaan dilakukan terkait dugaan korupsi pihak rektorat. "Memang datang, tapi dari Inspektorat sudah pulang. Kunjungannya selama dua hari," ujar dia.
Selain itu, pendemo juga meminta pihak kampus mengembalikan asrama kampus kepada mahasiswa. Taufik menyinyalir, terjadi komersialisasi asrama kampus yang diduga menguntungkan segelintir pihak di jajaran rektorat.
"Asrama yang seharusnya untuk mahasiswa justru dikomersilkan. Bahkan ada mahasiswa yang tidur di masjid. Kemana pihak kampus?" ujar dia.
Kampus pun diduga melakukan penyunatan dana Bidik Misi. Dana Bidik Misi kerap mengalami keterlambatan sehingga membebani mahasiswa. "Biaya hidup, buku, dan kebutuhan mahasiswa tidak bisa ditunda dalam hitungan hari," ujar dia.
Mereka juga meminta pengusutan terhadap alih fungsi Isola Resort yang mestinya menjadi pusat kegiatan mahasiswa namun berubah fungsi menjadi hotel.
"Belum lagi kenaikan SPP dan cuti paksa bagi mahasiswa yang telat membayar SPP sering dilakukan pihak kampus. Kami menolak kesewenang-wenangan tersebut," ujar dia.
Dalam aksi yang berlangsung damai tersebut, pendemo menyerahkan kain kafan yang telah ditandatangani mahasiswa kepada pihak rektorat. Kain kafan tersebut sebagai simbol matinya pendidikan yang selama ini digaungkan UPI.
"Jika oknum rektorat terbukti korupsi, kain kafan yang ditandatangani ratusan mahasiswa ini yang menjadi simbol," ujar dia.
Menurut Taufik, Badan Eksekutif Mahasiswa UPI tidak bergerak sama sekali. Padahal ini isu-isu lama yang harusnya menjadi perhatian mahasiswa. "Jangan sampai ada pengebirian gerakan mahasiswa. Aksi kami baru awal dari aksi-aksi selanjutnya," ujar dia.