REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta – Sejumlah Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) di seluruh Indonesia, banyak kebanjiran mahasiswa-mahasiswa yang berasal dari luar negeri.
Ini membuktikan kualitas sekolah tinggi agama Islam mulai meningkatkan kualitasnya, sehingga diminati oleh mahasiswa bukan hanya dari Indonesia, namun juga dari negara-negara lain.
Direktur Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama, Dede Rosyada, mengakui adanya peningkatan jumlah mahasiswa asing yang ingin belajar di perguruan tinggi Islam di Indonesia.
Paling banyak adalah mahasiswa yang berasal dari Asia Tenggara, seperti contohnya Thailand. Selain itu banyak pula mahasiswa-mahasiswa dari negara-negara Timur Tengah.
Menurut dia, kualitas perguruan tinggi islam Indonesia kini sudah meningkat jauh dibandingkan beberapa tahun lalu, sehingga bisa menarik minat orang-orang dari luar negeri untuk belajar disini. "Terutama SDM-nya, dosennya," katanya, Jumat (16/8).
Dosen PTAIN, menurutnya kini telah banyak meningkatkan kualitasnya. “Mereka telah kompeten, bisa mengajar dalam berbagai bahasa juga,” ujarnya. Selain itu, ia juga mendorong agar para dosen PTAIN banyak melakukan riset dan menulis buku dalam berbagai bahasa, agar semakin dikenal oleh orang luar Indonesia.
Pihaknya pun mengakui tak segan-segan mengucurkan dana untuk biaya pendidikan para dosen tersebut. Ia berkeinginan, agar para dosen PTAIN bisa meraih gelar doktor dari Universitas ternama di luar negeri.
Faktor yang kedua, menurutnya adalah ikon dari PTAIN sendiri yang menarik minat mahasiswa asing tersebut, yaitu keislaman, keindonesiaan, dan modernity. "Terutama keislaman indonesia," katanya.
Menurutnya, banyak negara yang tertarik dengan islam Indonesia yang inklusif dan pluralis. “Bagaimana sistem keislaman tersebut bisa survive dan sinergi, inilah yang igin dicontoh oleh negara-negara lain,” katanya.
Pihaknya pun berusaha untuk lebih membuka diri lagi dalam hal ini. Ia akan lebih memudahkan banyak masyarakat, baik dari dalam negeri maupun luar, agar bisa merasakan duduk di bangku PTAIN. Padahal dibandingkan dengan universitas umum, menurutnya biaya kuliah di PTAIN jauh lebih murah.
Ia kini juga sedang merancang sebuah sistem seat in student, sistem seperti short course, dengan hanya dalam waktu satu semester saja, dan hanya mengambil beberapa mata kuliah. "Sistem ini bisa membuat orang bisa merasakan duduk di bangku perguruan tinggi Islam, dan tahu apa itu islam," ujarnya.