Kamis 31 Oct 2013 07:32 WIB

Peneliti ITS Kampanyekan Masyarakat Sidoarjo Manfaatkan Limbah Lumpur

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Fernan Rahadi
Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember--ITS--, Surabaya
Foto: ITS
Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember--ITS--, Surabaya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Lumpur yang menyembur sejak tahun 2006 di Porong, Sidoarjo ternyata bisa dimanfaatkan. Peneliti Fakultas Ilmu Arsitektur Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Totok Noerwasito menemukan metode memanfaatkan lumpur sebagai bahan pembuatan batu bata.

Bebeda dengan bata yang diproduksi di tempat lain, bata yang terbuat dari lumpur ini dibuat tanpa proses pembakaran. Lumpur dikeringkan, lalu dicampur dengan semen dan kapur, kemudian didinginkan. Setelah itu, campuran bahan-bahan ini kemudian dicetak dan didinginkan. tanpa pembakaran, diharapkan proses pembuatan batu bata ini bersifat ramah lingkungan.

"Semua orang bisa melakukan hal ini," ujar Totok, saat ditemui, Rabu (30/10).

Meskipun berasal dari limbah dan tanpa proses pembakaran, menurut Totok batu bata ini sangat aman digunakan untuk membangun rumah.

Melalui kampanye 'House of Mud', Totok ingin mengubah pemahaman masyarakat bahwa ada hal yang bermanfaat dari kejadian luar biasa lumpur Sidoarjo.

Namun, diakui Totok bukan hal yang mudah mengajak masyarakat setempat untuk bisa memanfaatkan limbah ini. Ia memaklumi, masyarakat Sidoarjo masih fokus pada masalah ganti rugi sehingga belum tergerak untuk memanfaatkan lumpur yang ada.

Melalui sebuat tim kecil, Totok ingin mengajak masyarakat berlatih membuat batu bata. Penemuan ini, menurut dia selain bisa mengurangi limbah lumpur yang terus menumpuk, bisa juga dimanfaatkan untuk kemandirian para korban. Ia berharap, dengan pelatihan yang diberikan, nantinya para korban bisa membangun kembali rumah mereka. Sebagai awalan, Totok dan tim akan membangun balai desa sebagai sebuah bangunan percontohan agar masyarakat Porong tertarik memanfaatkan limbah lumpur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement