REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Universitas Djuanda Bogor menandatangani MoU dengan Think and Act for National Defense (TANDEF), Sabtu (30/11) di Bogor. Ketahanan sebuah negara dimulai dari kepedulian masyarakat negara itu sendiri.
''Kemerdekaan Indonesia diperoleh dari semangat juang tinggi para pahlawan bangsa. Sayangnya, generasi muda Indonesia sekarang terlihat mulai luntur semangat kebangsaannya,'' jelas Rektor Universitas Djuanda (UNIDA) Bogor, Martin Roestamy di Bogor, Sabtu (30/11).
Dahulu, kata Martin, anak-anak muda diajarkan memahami sila-sila dalam Pancasila serta butir-butir yang terkandung di dalamnya, juga UUD 45. Generasi masa kini sepertinya sudah kurang peduli dengan nilai-nilai agung yang dimiliki bangsa, lanjutnya.
Bima Arya, Walikota Bogor yang menghadiri acara tersebut, yakin pengembangan karakter adalah hal yang fundamental dalam berkembangnya suatu daerah. ''Saya khawatir melihat banyak koruptor justru berasal dari kalangan yang cerdas dan aktivis mahasiswa,'' ujarnya.
Menurut Bima, generasi muda adalah calon pemimpin masa depan. ''Mereka harus memiliki kesadaran bela negara agar memahami fungsi kepemimpinan, yaitu bukan sekadar untuk dirinya sendiri, melainkan untuk kesejahteraan orang banyak,'' ujarnya.
Tidak mungkin sebuah negara berhasil jika pemimpinnya tidak dapat memberi contoh yang baik dalam karakter dan kesadarannya terhadap kesejahteraan bersama.
Menurut Bima, pembangunan kota Bogor ke depan bersifat konvensional dan dinamis. Konvensional dalam pembangunan sarana hiburan/pertokoan, namun dinamis dalam pembangunan karakter.
Jaka Santos, Direktur Utama TANDEF, mengharapkan sosialisasi yang diikuti berbagai himpunan mahasiswa, unit kegiatan mahasiswa dan BEM Universitas di Bogor, akan menumbuhkan generasi yang dapat membina generasi yang lebih muda.
''Para mahasiswa inilah yang akan dikembangkan jiwa bela negaranya dan diharapkan akan menjadi agent of change bagi adik-adiknya di SD, SMP dan SMA,'' ujar Jaka.
Beberapa SMA yang diundang dalam sosialisasi dan kerjasama ini diharapkan dapat turut mengikuti berbagai kegiatan yang akan dilakukan Universitas Djuanda dan TANDEF.
Jaka memperkenalkan TANDEF sebagai organisasi yang terdiri dari perwira-perwira TNI/POLRI dan kalangan sipil dengan berbagai latar belakang keahlian dan profesi, tanpa diwarnai kepentingan politis apapun.
TANDEF, kata Jaka, hanya bermodalkan tekad untuk berpikir dan berbuat untuk pertahanan Negara, sehingga setiap entitas yang ingin bekerjasama tidak perlu khawatir akan keterkaitannya dengan TANDEF.