Ahad 08 Dec 2013 19:45 WIB

STKIP Paris Barangai Berambisi Global

Sarjana. Ilustrasi
Foto: ssu-usa.org
Sarjana. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KOTABARU -- Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STIKIP) Paris Barantai Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, harus mempersiapkan diri menjadi perguruan tinggi yang go internasional.

"Menghadapi era globalisasi dan teknologi informasi, sudah selayaknya Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP), Paris Barantai go internasional," kata Ketua Kopertis XI Kalimantan Prof H Sipon Muladi, pada wisuda sarjana STKIP Paris Barantai, di Kotabaru, Sabtu (7/12).

Ketua Kopertis meminta penyelenggara pendidikan STKIP Paris Barantai, untuk melakukan terobosan-terobosan baru agar perguruan tinggi ini bisa maju, berkembang dan dikenal di manca negara, bukan hanya di lingkungan daerah semata.

Hal itu bisa dicapai, manakala lembaga pendidikan tersebut mampu menciptakan sumber daya manusia yang memiliki integritas tinggi dan profesional di bidangnya.

Sipon juga meminta STKIP membuka jurusan informatika, untuk menyiapkan sumber daya manusia yang akan menjadi pelaku sejarah dalam pembangunan di Kotabaru.

"Putra-putri kita lebih cerdas bila dibandingkan dengan anak-anak di negara-negara lain," ujarnya.

Buktinya, banyak anak-anak kita berhasil menjadi juara pada lomba robot dan desain teknologi di beberapa negara.

Menurut Sipon, Indonesia, khususnya Kalimantan yang kaya akan sumber daya alam belum mampu mengelola dan memanfaatkan potensinya dengan baik.

Bahkan Kalimantan yang dulu dikenal dengan produksi kayu lapis atau plywood, kini hanya tinggal kenangan saja, karena bahan baku plywood sudah habis dibabat.

Direktur STKIP Paris Barantai Kotabaru Zulkifli AR, menjelaskan, seiring dengan pemenuhan sarana dan prasarana, serta infrastruktur, saat ini lembaga yang dipimpinya sudah menuju go internasional.

"Sistem pembelajaran sudah kita mulai dengan memanfaatkan teknologi informasi, bahkan banyak kegiatan-kegiatan belajar mengajar yang tidak lagi dilakukan dengan cara manual lagi," jelasnya.

Zulkifli mengakui, masih banyak yang harus dilakukan oleh pengelola perguruan tinggi agar bisa mengantarkan STKIP Go Internasional.

Di antaranya, melengkapi sarana infrastruktur gedung, dan sarana lainnya yang memenuhi standar, SDM atau dosen yang profesional, dan tidak kalah pentingnya adalah sistem.

Apabila semuanya kebutuhan sudah tercukupi dan bisa terintegrasi, Zulkifli berharap, STKIP Go Internasional bisa benar-benar dicapai.

Ia mengemukakan, saat ini STKIP memiliki tenaga dosen 126 orang, terdiri dari 73 dosen tetap dan 53 tidak tetap, mereka memiliki latar belakang pendidikan S3 satu orang, S2 28 orang dan sisanya S1, dan sebagian masih proses pendidikan S3 dan S2.

Sumber daya manusia dan sarana gedung yang dimiliki saat ini, menjadi modal untuk mengantarkan STKIP menuju go Internasional.

Kali ini STKIP Paris Barantai mewisuda 548 orang, terdiri dari jurusan matematika 196 orang, Bahasa Indonesia dan Sastra sebanyak 256 orang, dan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi sebanyak 96 orang. Bupati Kotabaru H Irhami Ridjani, mengharapkan, STKIP tidak "membeli macan dalam karung", karena bisa menerkam pendiri yayasan.

"Saya sependapat dengan Ketua Kopertis, jangan membeli macan dalam karung, karena berbahaya, bukan hanya menerkam mahasiswa, bisa juga menerkam pendiri yayasan," ujarnya.

Bupati berjanji akan memberi lokasi kampus untuk STKIP Paris Barantai, sekaligus bangunan pendopo untuk pengembangan kampus di komplek belakang Politeknik Kotabaru.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement